Mohon tunggu...
Thohaalmunawwarofficial
Thohaalmunawwarofficial Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

DAKWAH MILENIAL

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Gula Semut Sebagai Inovasi: Praktek Membuat Bolu dan Pemasaran Digital oleh Mahasiswa KKN UIN Saizu kepada Warga Desa Wonodadi

12 Agustus 2024   02:41 Diperbarui: 12 Agustus 2024   04:04 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN 54 Desa Wonodadi-Sesi foto bersama warga desa dengan mahasiswa/i setelah pelaksanaan program kerja pembuatan brownies singkong kukus caramel gula/dokpri 

Kebumen, Jawa Tengah-Acara workshop digital marketing dan pelatihan pembuatan brownies singkong kukus karamel gula semut sukses diselenggarakan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke-54 kelompok 40 desa Wonodadi Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto pada Senin, 29 Juli 2024. Tema yang diangkat pada KKN ke-54 ialah Village Asset-Based Sustainability Services dengan Ana Dina Ana Upa sebagai jargon atau slogan yang digunakan.

            Selaras dengan tema diatas, pemanfaatan aset dan potensi yang ada di desa merupakan tantangan utama bagi setiap mahasiswa UIN Saizu yang sedang melakukan KKN, baik itu KKN Reguler; moderasi bergama, tematik, internasional dan jenis-jenis KKN lainnya yang sedang berjalan pada periode Juli-Agustus di UIN Saizu. Maksud dari tema diatas ialah bagaimana mahasiswa menciptakan produk atau memunculkan sebuah inovasi terbaru dan memiliki sifat berkelanjutan untuk masyarakat desa.

            Desa Wonodadi, menjadi tempat bagi kelompok 40 untuk melaksanakan kewajiban KKN ke-54, secara geografis desa Wonodadi berada di wilayah Jawa Tengah, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. Desa yang berada di wilayah pegunungan dengan mayoritas masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani nira. Tetapi tidak semua warga desa mempunyai profesi yang sama, beberapa UMKM (Usaha Kecil Mikro Menengah) serta pengrajin juga ada di sana, sebut saja pengrajin kayu, kapur dan lain sebagainya.

            Ada dua dusun atau dukuh yang mengapit desa Wonodadi, yakni Blanakan dan Karangwuni. Selain itu, desa tersebut juga memiliki sebutan yang dikenal oleh banyak orang sebagai Kampung Pancasila dimana masyarakatnya terdiri dari bermacam-macam agama diantaranya, Kristen, Hindu, Buddha, Kepercayaan dan Islam. Dibalik masyarakatnya yang heterogen juga menjadi nilai lebih bagi desa tersebut menjunjung tinggi toleransi. Sejauh ini belum pernah ada kasus yang melibatkan dua agama yang berbeda di desa Wonodadi mengalami konflik.

            Guyub rukun masyarakat desa Wonodadi menjadi alasan mengapa di sana jarang sekali mengalami konflik, baik dalam soal agama maupun pekerjaan. Masyarakat disana yang aktif pada waktu pagi hingga sore dan menjadi santai saat waktu malam memanfaatkannya dengan melakukan ngendong atau kunjungan ke rumah tetangga. Hal tersebut menjadi inspirasi tersendiri bagi kelompok 40 untuk menerapkan agenda ngendong di kegiatan KKN. Selama kunjungan, para mahasiswa menyimak keseharian para warga desa Wonodadi, terutama kepada mereka yang berprofesi sebagai petani nira.

            Pengolahan nira yang dilakukan oleh para petani untuk menjadi bahan jadi yang siap dikonsumsi memerlukan waktu yang tidak sedikit, mulai dari pengambilan dari pohonnya, pemasakan, penyaringan, pengeringan dan pendistribusian, semua itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit. 

Pengamatan yang dilakukan oleh para mahasiswa KKN selama proses pengolahan tersebut menciptakan ide atau gagasan yang bisa dilaksanakan melalui sebuah program kerja. Dengan cara pemanfaatan aset atau potensi yang dimiliki desa Wonodadi untuk menciptakan sebuah produk makanan.

            Alasan fokus pengolahan kepada makanan tidak lain tidak bukan ialah karena para petani nira biasanya langsung menjual hasil olahannya kepada para pengepul. Padahal ada banyak sekali inovasi yang bisa dihasilkan dari produk gula semut, salah satunya ialah brownies singkong kukus caramel gula semut. 

Program kerja yang diprakarsai oleh mahasiswa KKN ke-54 kelompok 40 UIN Saizu Purwokerto. Pelaksanaan kegiatan ini dibarengi dengan workshop digital marketing sebagai pelengkap agar produk tidak hanya sekedar dibuat melainkan ada pemasaran yang dilakukan oleh masyarakat.

            "Pelatihan dan workshop pada hari ini diharapkan agar masyarakat mempunyai ide atau inovasi lainnya yang sudah kita sponsori pada kegiatan hari ini, harapan lainnya ialah setelah selesai KKN kami disini, produk ini masih bisa terjaga, baik itu untuk penjualan maupun hanya sekedar menjadi snack pada sebuah acara arisan maupun pengajian. Jadi pemanfaatan aset di desa Wonodadi berupa masih terus berlanjut walaupun setelah kita kembali ke kampus,." ujar Koordiantor desa (Koordes) KKN kelompok 40 UIN Saizu, Rachmadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun