Mohon tunggu...
Arif Musthofa
Arif Musthofa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

wong ndeso

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berkat Perjuangan Pak Rusdi Kampungku Tidak Lagi Kesulitan Air Bersih

1 Juni 2013   15:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:41 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dulu ketika saya masih kecil orang2 di kampungku kalau mandi di kali, karena air PAM ga sampai kampung kami dan ga ada yang berani bikin sumur karena tanah di kampungku banyak batunya dan kemungkinan sampai mata air itu agak dalam.

Di sungai kampungku ada 3 sumber mata air yang ga pernah kering walaupun musim kemarau. Orang2 kampungku dulu untuk minum dan memasak mengambil dari 3 mata air itu.

Tapi di awal tahun 1990an ada seorang warga namanya bapak Rusdi yang nekat mau bikin sumur, walaupun dengan biaya yang mahal dan ada kemungkinan ga berhasil. Waktu itu banyak yang mencibir, ga mungkin berhasil karena banyak batu2 besar dan di kedalaman sekian meter gitu biasanya ada gas beracun, ada tetangga yang bilang kalau tukang gali sumurnya mati gimana. Tapi berhubung tukang gali sumurnya berani dan pak Rusdi bersedia tetap bayar walaupun ga berhasil, akhirnya di mulailah penggalian sumurnya.

Dan akhirnya setelah kira2 satu bulan penggalian sampailah ke mata air dengan kedalaman kurang lebih 23 meter. Setelah sumur pak Rusdi jadi akhirnya warga kampungku satu persatu ikut bikin sumur.

Alhamdulillah berkat perjuangan pak rusdi sekarang hampir tiap rumah punya sumur dan ga perlu lagi mandi dan ambil air di kali, tapi efeknya 3 sumber air itu sekarang tak terawat lagi karena ga pernah di jamah manusia lagi.

Terimakasih pak Rusdi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun