Mohon tunggu...
Thoby Yeverson
Thoby Yeverson Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Tertarik novel Fiksi detektif dan menggemari Olahraga.\r\nJika berkenan kunjungi thobiora.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Sepinggan Rindu

5 Oktober 2014   01:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:21 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1412423057159348294


Sepinggan Rindu

Judas Yudhistira

Entah apa yang harus dilakukan

Jika rindu naik ke permukaan

Hati bertanya, logika menyerukan

Bagaimana rasa ini dapat disajikan?

Rindubentuk permasalahan sosial manusia,

Dimana gelisah menjadi gejala utamanya

Kesabaran merupakan hal yang paling diuji

Sejenak menunggu hal yang tidak patut dipuji

Seseorang bertanya kepada yang lain,

Apakah ada obat penawar rindu?

Seseorang yang berada di seberang pun menjawab,

Bertemu adalah obat yang paling ampuh

Aku melihat kedalam diriku,

Bertanya-tanya seakan tak tahu,

Dan menjawab seakan sok tahu

Sesungguhnya tak ada penawar rindu,

Karena rindu ada bukan untuk di tawar,

Rindu ada bukan pula untuk di minta,

Tapi rindu ada untuk dipuaskan.

Bertemu merupakan solusi yang paling klasik,

Obat paling tidak mujarab di dunia

Bagaimana bisa masalah hati diobati dengan fisik,

Itu akan membuat hati kian menderita

Memang susah kalo bicara soal hati,

Sebab hati bukanlah benda mati

Sesungguhnya hati bukanlah sebuah teori,

Berbeda dengan relativitas dan evolusi

Hati merupakan sesuatu yang kita curi,

Dari pencipta yang Maha Abadi

Diriku bertanya kepada diriku,

Bagaimanacara mengobati rindu,

Diriku terdiam hening karena tahu

Jawaban tersebut tidak ada dalam buku

Rindu bukanlah ilmu pasti,

Metode ilmiah pasti bukan solusi

Rindu juga bukan imajinasi,

Karena solusi bukan terletak pada inspirasi

Sebenarnya rindu adalah seleksi,

Dimana logika tak mau basa-basi

Dan hati enggan tereliminasi

Perpaduan dua komponen yang tak mau mengalah,

Keduanya sungguh tak mau menyerah

Jika ada salah satu yang kalah,

Jiwa seakan terpecah belah

Seseorang kekeh mempertahankan jawaban,

Bahwa rindu dapat diobati dengan bertemu,

Aku bertanya balik kepada beliau,

Aku sedang rindu kepada almarhum ibuku,

Dapatkah aku bertemu?

Dapatkah aku berbincang dengan ibuku,

Sekedar bertanya kabar dan mengatakan hallo,

Sekedar bertanya apakah ibu sudah makan,

Sekedar menceritakan pengalaman yang kudapatkan hari ini,

Sekedar tertawa bahwa aku mendapatkan pacar baru,

Sekedar memberi informasi bahwa aku sedang sakit,

Sekedar mengeluh tentang kerasnya hidup ini,

Sekedar mengatakan aku lelah dan ingin berbaring di pangkuanmu,

Sekedar menangis dalam pelukanmu,

Dan sekedar mengatakan bahwa aku cinta padamu.

Tidak ada yang bisa mengobati rindu pada ibu,

Berbincang merupakan hal yang paling istimewa,

Disaat mereka telah tiada

Kini ku mengerti,

Doa merupakan satu-satunya solusi,

Sebab doa merupakan perbincangan dari hati ke hati

Satu-satunya system yang tidak mempunyai perantara

Hari ini aku paham,

Doa merupakan solusi rindu,

Sebab rindu terpuaskan ketika kita berdoa

Sebab dalam doa terdapat rindu.

Tanjung Priok, 27 September 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun