Mohon tunggu...
Thita Rossiana Putri
Thita Rossiana Putri Mohon Tunggu... -

Studying business administration batch 2012 at sosial and political sciences faculty, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

PLTS, Solusi Pemerataan Listrik di Indonesia

22 Desember 2014   04:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:46 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PLTS Terpusat di Provinsi Bali

Contoh PLTS Terpusat di Provinsi Bali

Thita Rossiana Putri; Hikmatun Nisa; Hanna Fatihah Aljannah Departemen Ilmu Administrasi, FISIP, Universitas Indonesia

Masalah kelistrikan menjadi masalah yang krusial yang telah di alami bangsa Indonesia sejak lama. Wilayah Indonesia  yang luas merupakan suatu tantangan tersendiri bagi Indonesia, terutama di bidang kelistrikan karena masih banyak wilayah-wilayah di Indonesia yang masih belum teraliri listrik secara  merata.

Indonesia  merupakan salah satu negara yang memiliki intensitas radiasi cahaya yang baik pada tingkat dunia. Letak Indonesia yang berada di wilayah khatulistowa merupakan suatu keuntungan karena Indonesia akan di sinari listrik sepanjang tahun. Melihat hal ini, Indonesia sangat berpotensial sekali untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya. Sebagai perbandingan, telah banyak negara-negara seperti Jepang, Jerman, Belgia, Inggris dan sebagainya telah mampu mengembangkan PLTS ini, padahal negara-negara tersebut memiliki intensitas cahaya matahari yang lebih sedikit dibanding indonesia

Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS ini merupakan alternatif solusi untuk pengganti masalah listrik yang berbahan dasar batu bara. selain PLTS memiliki bahan dasar dari matahari yang merupakan energi yang tidak terbatas, PLTS juga memiliki keunggulan lain yaitu sangat ramah lingkungan. Dengan mengembangkan PLTS ini, selain masalah kelistrikan dapat diatasi, Indonesia juga sekaligus dapat mengurangi kerusakan lingkungan.

Karena kemudahan-kemudahan itulah, PLTS ini cocok sekali untuk dikembangkan di Indonesia sebagai penanganan dari masalah kelistrikan, terlebih lagi di daerah-daerah terpencil yang masih sangat sulit untuk diakses apabila menggunakan pembangkit listrik tenaga fosil lainnya.

Memang pada dasarnya PLTS bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan kekurangan dan ketidakmerataan pasokan listrik di Indonesia. Namun faktanya PLTS sampai saat ini belum berkembang di Indonesia padahal potensinya sangat besar. Hambatan– hambatan ketika akan membuka proyek atau investasi PLTS yang dialami yaitu dana pengadaan (investasi), distribusi, dan pelayanan yang tinggi. Selain itu, Tidak ada jaminan keberlanjutan sistem (Hit and Run). Hal ini dikarenakan banyak program-program PLTS yang masih dilaksanakan masih berbentuk proyek, bukan program yang berkelanjutan. Kebijakan Nasional pun belum jelas dan komprehensif mengenai pemanfaatan PLTS. Ditambah lagi dengan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang peranan PLTS dalam memberikan energi listrik alternatif ramah lingkungan yang terbatas.

Padahal jika hambatan-hambatan tersebut dibenahi lagi oleh pemereintah, banyak sekali manfaat yang akan di dapat dari adanya PLTS ini yaitu dapat Meningkatkan kualitas hidup masyarakat, Memberikan penerangan dengan  kualitas lebih baik, sehingga  jam belajar dan beraktifitas lebih panjang. Membukakan akses pada informasi, Memberikan akses pada sumber air minum dan pertanian (surya untuk pompa air), Menciptakan bisnis baru didesa (jadi distributor/service center yang mampu dilakukan oleh Koperasi Wanita/Nelayan/Tani/Desa), Menciptakan Lapangan Kerja  di desa (penjualan dan service center memerlukan banyak tenaga lokal), serta dapat Menciptakan Tenaga Teknisi di desa melalui program pembinaan berkelajutan.

Salah satu daerah yang berpotensi untuk dikembangkannya PLTS sebagai alternatif masalah kelistrikan adalah Kabupaten Donggala di Sulawesi Tengah. Dilihat latar belakanngnya Donggala merupakan salah satu daerah terpencil yang memiliki masalah kekurangan listrik. Namun, jika hanya mengandalkan listrik pasokan yang berbahan dasar fosil dari kota Palu, tentu akan sangat lama untuk mengatasi masalah kelistrikan ini. Padahal jika melohat potensi mataharinya Donggala memiliki intensitas cahaya matahari yang tinggi yaitu sebesar 5.512. Jika dikembangnya PLTS, masyarakat Donggala tidak perlu lagi mengalami kekurangan pasokan listrik dari kota Palu, sehingga kemandirian di daerah akan tercipta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun