Mohon tunggu...
Thirza Lea Amanda Astabir
Thirza Lea Amanda Astabir Mohon Tunggu... Perawat - Universitas Airlangga

Saya adalah seorang perawat yang sedang melanjutkan pendidikan di Universitas Airlangga Fakultas Keperawatan dan masuk dengan Program Ahli Jenis pada Tahun 2022

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Berdoa (Psikoreligi) terhadap Kualitas Hidup Penderita HIV/AIDS

26 Februari 2023   22:29 Diperbarui: 26 Februari 2023   23:04 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Stigma dan paradigma masyarakat pada penyakit ini adalah jika seseorang yang terkena penyakit ini harus dijauhi karena sering dianggap hina dan buruk sehingga individu yang terkena HIV/AIDS harus dihindari dari pergaulan dan lingkungan masyarakat karena akan menularkan penyakit tersebut. Stigma negatif ini terus bertumbuh dalam masyarakat serta diskriminatif dari masyarakat dimana masyarakat menganggap penyakit ini memalukan dan kotor serta akan lebih baik jika diajuhi supaya mengahambat penyebaran penyakit HIV/AIDS.

Bentuk stigma dan diskriminasi terhadap penyakit HIV/AIDS dianggap sebagai; hukuman dari Tuhan, klien dengan HIV/AIDS tidak boleh tinggal dalam masyarakat, tidak boleh bekerja ataupun bersekolah karena dikhawatirkan akan menyebarkan penyakitnya, menganggap bahwa penyakit ini oleh orang-orang pengguna narkoba ataupun pekerja seks. Hal ini berakibat turunnya semangat hidup individu tersebut, menurunnya harapan hidup dan membuat individu merasa tak berarti. Individu dengan HIV/AIDS menggunakan Doa sebagai koping positif karena dengan berdoa dapat dipandang sebagai salah cara lain untuk mengatasi penyakit HIV/AIDS.

Berdoa dapat digunakan sebagai terapi untuk konseling kepatuhan pada penderita HIV/AIDS karena Penelitian Alfitri (2008) mengatakan terdapat perbedaan bermakna antara kelompok yang mendapatkan intervensi konseling kepatuhan dan konseling spiritual dengan kelompok yang mendapatkan intervensi konseling kepatuhan saja. 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Julianto dan Subandi (2015) dengan doa reflektif intuitif untuk menurunkan depresi dan meningkatkan imunitas didapatkan hasil bahwa membaca Kitab Suci dapat menurunkan depresi dengan menurunkan produksi hormon kortisol. Dengan menurunnya produksi hormon ini maka akan membuat jiwa menjadi tenang sehingga tidak mengganggu keadaan homeostasis dalam diri.

Keadaan tenang akan memberikan dampak pada fisiologis tubuh seperti detak jantung yang teratur, tekanan darah menurun sampai stabil , suhu tubuh menjadi stabil dan pernafasan yang stabil (Rusdi & Isnawati, 2009). Mengingat Allah baik dengan membaca alkitab ataupun dengan berdoa akan membuat tubuh rileks dengan cara mengaktifkan kerja system saraf parasimpatik dan menekan kerja system saraf simpatik. Hal ini akan membuat keseimbangan antara kerja dari kedua system saraf otonom tersebut sehingga mempengaruhi kondisi tubuh. 

Guyton dan Heriyati (dalam Mayasari, Elita & Bayhaki, 2017) Sistem kimia tubuh akan diperbaiki sehingga akan meningkatkan vaskularisasi otak, meningkatkan faktor neutropik yang berperan sebagai neuroprotektif dan meningkatkan level dopamine dan serotonin. Serotonin dieksresikan oleh nucleus menuju radiks dorsalis medullaspinalis dan menuju hipotalamus, Pelepasan serotonin, diarea nuclei anterior dan nuclei ventromedial hipotalamus menimbulkan perasaan tenang dan nyaman.

Doa sangat dianjurkan karena dengan doa berpengaruh terhadap ketenangan jiwa dan dapat menurunkan stres.

Doa sebagai media relaksasi daya tahan tubuh dapat dipengaruhi sehingga mampu melawan penyakit dan membantu dalam proses penyembuhan dengan Fungsi yaitu: membantu klien dalam menerima penyakit yang diderita dan mampu menerima kenyataan; membantu menerima perubahan-perubahan yang merupakan hasil dari penyakitnya dan berubah menjadi orang yang berbeda dengan kepribadian yang baru; membantu mengajarkan akan arti pentingnya kehidupan mereka; membantu melepaskan hal-hal yang tadinya merupakan bagian penting dari kehidupan mereka seperti sebelum didiagnosis HIV.

berdasarkan hal-hal ini dapat dilihat bahwa Doa sangat memberi banyak manfaat kepada penderita HIV/AIDS. hal ini juga bukan hanya pada penderita HIV/AIDS namun pada semua penderita penyakit lain, berdoa dapat membantu kita lebih tenang. Jika anda sakit cobalah berdoa dan kalian akan mendapat ketenangan dari doa yang anda panjatkan. (Penulis: Thirza)

sumber:

Collein, Irsanty. 2010. Makna Spiritualitas pada Pasien HIV/AIDS Dalam Konteks Asuhan Keperawatan di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. https://lontar.ui.ac.id/filefile=digital/20283094-T%20Irsanty%20Collein.pdf. Diakses pada tanggal 2 November 2022 jam 10.00 WIB.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun