Mohon tunggu...
Thio Hok Lay
Thio Hok Lay Mohon Tunggu... Guru - Penulis Buku 'Mendidik, Memahkotai Kehidupan'

Teaching Learning Curriculum Department, Yayasan Citra Berkat, Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Sahabat Alam

3 Agustus 2020   08:09 Diperbarui: 3 Agustus 2020   08:07 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya tidaklah sukar untuk menjadi sahabat dan membina persahabatan dengan alam. Di mana pun dan kapan pun bisa kita lakukan; entah itu di rumah, di sekolah, di kantor, bahkan dalam suasana liburan sekalipun. Prinsipnya sebagaimana perjalinan persahabatan pada umumnya,  asal semua bentuk perhatian, ekspresi, dan tindakan yang kita lakukan didasari dengan niat baik dan ketulusan, bukannya dicemari oleh adanya unsur kepentingan dan motif yang lain.

Aktivitas riil sebagai bentuk kasih dan persahabatan kita dengan alam dapat diawali dari diri pribadi atau dimulai dari ruang lingkup yang kecil, semisal dengan menumbuhkan kebiasaan dan sikap ramah terhadap lingkungan, seperti menanam dan merawat tanaman di halaman rumah. Kalaupun, pekarangan yang ada terbatas, tetap dapat menanam di dalam pot. Di lingkup rukun tangga (RT/RW), dengan semangat gotong-royong membersihkan saluran air dari aneka ragam sampah. Atau lebih luas lagi,  dengan melakukan bina relasi dan kerjasama dengan organisasi pecinta lingkungan untuk melakukan penghijauan (reboisasi) di lahan-lahan kritis.

Tak lupa, tentunya peran dunia pendidikan (sekolah) sangat menentukan keberhasilan dalam upaya pelestarian lingkungan di masa-masa mendatang.  Melalui proses aktivitas pembelajaran; baik yang dilangsungkan di dalam maupun  di luar kelas, upaya penyadaran dan perubahan pola pikir para murid dalam memperlakukan alam perlu terus-menerus ditumbuhkembangkan, misalnya: melatih dan meneladankan kepada para murid untuk sejak dini belajar menempatkan sampah pada tempatnya. Alih-alih dengan segala kreativitas dan inovasinya, turut  berkreasi guna mengelola limbah yang ada melalui aktivitas recycle, reuse, dan reduce.

Diharapkan melalui perhatian, niat baik dan aksi nyata yang ramah dan bersahabat terhadap lingkungan, maka secara perlahan namun pasti alam akan kembali sehat, meremaja kembali, dan awet muda sehingga bangsa kita boleh dimampukan untuk segera pulih dari pandemi covid-19 dan dihindarkan dari ragam musibah dan bencana di waktu-waktu mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun