Mohon tunggu...
Thimie KnightDahmer
Thimie KnightDahmer Mohon Tunggu... Tutor - Tentor Bahasa Inggris dan novelist genre Thriller

Saya adalah tentor Bahasa Inggris yang sudah mengajar sejak tahun 2006. Saya lulusan S1 Hukum UII tapi saya memilih untuk membagi pengetahuan saya tentang Bahasa Inggris kepada teman-teman yang belum paham. Sejak tahun 2015 saya tertarik untuk menulis novel dan saya sudah menghasilkan 6 novel yang saya awali dengan genre romance dan sekarang saya memilih menulis genre thriller.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Komentar Netizen

3 Mei 2023   16:12 Diperbarui: 3 Mei 2023   16:17 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.facebook.com, dok. pribadi

Aku menghela napas. Membaca komentar demi komentar yang para nitizen tulis dipostinganku yang aku tulis di sebuah aplikasi milik seseorang bernama Mark Z.

Apa yang aku tulis mereka artikan negatif. Terlebih parahnya mereka serasa mengenalku di duta (dunia nyata) hanya dari beberapa kalimat yang aku tulis disana. Sekejam itu nitizen Indonesia. Tidak hanya itu mereka lalu mencari tahu postingan lamaku yang bisa dibilang sudah basi. Sebuah postingan yang aku tulis di wallku sendiri dikala emosiku sedang memuncak. Sekeren itu nitizen Indonesia.

Memang nitizen Indonesia tidak ada tandingannya dalam berkomentar. Jika komentar positif okaylah, tapi komentar pedas yang serasa bahwa sang komentator mengenal dekat dengan orang yang menulis postingan. Wow ... 

Ini saja aku bercerita tentang hubunganku dengan cowokku yang notabene mereka anggap aku cewek matre. Aku hanya bisa tersenyum kecut. Postingannya sudah aku hapus tapi memang jejak digital akan selalu ada, tapi apa yang aku tulis itu apa yang aku rasakan. Terkadang orang menulis sesuatu itu pas dengan apa yang dia rasakan waktu itu. Ketika aku sedang emosi, aku memilih untuk menulis tentang seseorang yang membuatku terluka. Ntah itu Ibuku bahkan bisa jadi anak-anakku. Jika aku lagi butuh duit, ya aku menulis apa yang ada di dalam pikiranku.

Tapi sifat empati dan simpati nitizen kurang. Itu yang aku tahu. Apa yang mereka baca itu yang mereka simpulkan dengan segera. Mereka tidak bisa memposisikan diri mereka kepada sikon si pemosting. Seperti gambar yang ada di atas. Dia dengan cepat menyimpulkan bahwa aku itu manusia jahat. Untung saja Allah menilai kita dari kitanya langsung bukan atas dasar penilaian orang terhadap kita.

Yang jelas dari sini aku belajar, bahwa berhati-hatilah dengan apa yang kamu tulis. Karena jari tangan para nitizen itu bisa membuatmu terluka, down, bahkan bisa menyebabkan seseorang bunuh diri. Melalui jari tangan itulah pembullyan secara tulisan terjadi. Bahkan ada yang berkomentar bahwa tulisanku itu tidak bermutu. Aku menghela napas lagi. Ya, sebuah komentar pedas dari orang yang merasa mengenalku karena postinganku yang banyak mengeluh karena kekurangan uang. Aku menulis itu di wallku pribadi bukan di grup tapi mereka selalu mencari-cari kekurangan-kekurangan orang tanpa bisa berkaca mereka juga hanya manusia biasa yang ... penuh kekurangan plus ada dosa juga disana.

Aku tidak perlu emosi. Karena ghibah mereka membuatku jadi tersadar bahwa Nabi saw saja di hina, apalagi kita? Bahwa Ali bin Abi Thalib saja meninggal di bunuh. Apalah artinya kita ini?

Intinya ... yang dumay biarlah stay dumay. Toh yang mengenal baik si pemosting adalah teman-temannya di dunia nyata. Ucapan mereka jauh lebih perlu di dengar daripada tulisan receh dari para komentator yang sok merasa tahu hidup seseorang. Tulisan biarlah stay as tulisan yang kelak akan hilang disapu air laut. Tapi ucapan dari orang-orang yang benar-benar mengenal kita luar dalam itu yang lebih perlu untuk dipikirkan.

Jangan pusing atas sebuah tulisan atau komentar yang membuatmu down. Itu hanya sekedar tulisan. Jangan dibawa ke dalam hati dan terlalu dipikirkan. Karena yang mengenal kita hanya Allah. So ... relax ya?

www.facebook.com/dok. pribadi
www.facebook.com/dok. pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun