Bambang Soesatyo merupakan anggota Timwas Century DPR yang seringkali melontarkan komentar-komentar yang tanpa dasar. Kebanyakan komentarnya hanyalah karangan yang sengaja dikeluarkan untuk mempengaruhi opini publik.
Bambang sendiri sebenarnya sadar bahwa tindakkannya tersebut hanyalah menggunakan kasus Century sebagai sarana kampanye.
Apa yang Bambang Soesatyo urus selama menjadi anggota DPR ? Dirinya hanya sibuk mengarang di media mengenai Century. Mengalihkan substansi kasus Century ke ranah politik mungkin merupakan tujuannya selama ini.
Publik sudah sadar sepenuhnya apa yang dilontarkannya di media selama ini sangat-sangat politis dan tidak berdasarkan data.
Inkonsistensi Bambang Soesatyo
Sangat terlihat komentar Bambang Soesatyo selama ini mengenai bailout Bank Century sangat menyimpang dari substansi yang mana latar belakang bailout disebabkan adanya krisis finansial global tahun 2008 silam.
Soal krisis yang terjadi pada 2008, Bambang Soesatyo sama sekali tidak pernah menyinggungnya padahal dialah yang dulu berteriak bahwa krisis 2008 jauh lebih besar dari krisis 1998.
Berikut adalah petikan Bambang Soesatyo di Vivanews, 25 November 2008:
"Hantaman krisis 2008 jauh lebih besar dari krisis 1998. Pasar produk Indoensia kehilangan pangsa ekspor akibat tidak adanya perpanjangan kontrak ekspor pada 2009."
"Ketua Komite Tetap Bidang Fiskal dan Moneter Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bambang Susatyo mengatakan, kondisi ini yang akan dihadapi industri di Indonesia."
Seoalah-olah lupa Bambang mengabaikan fakta bahwa ada krisis besar yang melanda dunia dan Indonesia pada tahun 2008.
Terkait skandal dan kebobrokan yang ada di internal Bank Century hal tersebut merupakan sebuah fakta. Bank yang dimiliki oleh Robert Tantular pada waktu itu mampu melenggang hingga puncak krisis terjadi ditandai dengan Banking Pressure Index yang tinggi.