Mohon tunggu...
Thibbur Ruhany
Thibbur Ruhany Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tidak ada yang menarik dalam kehidupan saya. Tapi ketahuilah, hidup akan lebih menarik ketika bersama saya !

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Momok itu Bernama Pendidikan

25 September 2012   01:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:46 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kita anak-anak elang yang diajarkan untuk berkubang dalam lumpur". - Jalaludin Rumi

Menarik sekali ketika saya membaca ulasan Mahfud MD mengenai pendidikan di Indonesia dan pengaruhnya terhadap merosotnya moral anak bangsa. Saya sebagai anak yang dibesarkan oleh pendidikan sejak '97 hingga sekarang ikut prihatin dengan dunia pendidikan hari ini.

Sedari duduk dibangku sekolah dasar hingga taman sekolah menengah atas saya "dipaksa" menelan bulat-bulat pelajaran dari sang guru. Paulo Freire dalam bukunya "Pendidikan Kaum Tertindas" mengibaratkan murid sebagai celengan babi yang diisi koin logam oleh sang guru. Seolah murid memang sengaja dibentuk untuk menjadi mesin-mesin pekerja, buka manusia-manusia yang mempunyai akal untuk berfikir.

Saat saya duduk di bangku perguruan tinggi, saya berpikir bahwa model-model pendidikan seperti ini sudah tidak ada dan memasuki model pendidikan yang profesional. Tapi kenyataan berbicara lain, pendidikan di perguruan tinggi tidak ada bedanya dengan pendidikan yang pernah saya kenyam sebelumnya. Dosen dan para guru memberikan saya modal bernama ketakutan untuk taat kepada dirinya. Dengan sedikit hiperbolis saya mengibaratkan dosen sebagai "Tuhan" dengan otoritas tertingginya dalam ruang kelas.

Seharusnya, pendidikan dan berpendidikan dilandaskan pada proses kesenangan serta tanpa paksaan. Sehingga terjadi proses transformasi keilmuan yang kondusif di setiap ruang kelas. Bukan bermodalkan ketakutan dan keterpaksaan menjadi murid-murid industri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun