Galau ? Jangan ! Apalagi galau dengan negeri sendiri.
Sebagai seorang pemuda, aku sering menemui teman-teman yang sedang galau dengan negeri ini, Indonesia. Ketika menonton pertandingan sepak bola, komentarnya selalu "Indonesia sudah pasti kalah". Ketika nonton berita kriminal "Indonesia jagonya". Nonton berita politik "Indonesia, huh ! Paling-paling juga korupsi". Mendengar musik Korea "Wow, keren banget !", membaca berita tekhnologi terbaru Amerika "Indonesia apa bisa kayak gini ?"
Sedangkan sebagai seorang mahasiswa, tidak ada bedanya. Ketika diskusi tokoh nasional "Pemimpin kita nggak ada yang revolusioner." Ketika berbicara kemerdekaan "Loh, memang kita sudah merdeka ?". Berbicara kesejahteraan sosial "Indonesia lahannya orang miskin.".
Aku jadi berpikir, sebenarnya Indonesia negara apa sih ? Katanya negeri kaya sumber daya alam, katanya negeri kaya dengan keanekaragaman ? Negara galau mungkin ? Ya, dengan bahasa mahasiswa, galau dapat disama artikan dengan istilah pesimistis, sedang/sudah berputus asa. Entahlah apa yang membuat generasi bangsa ini menjadi generasi yang penuh dengan kegalauan. Seolah terjebak dalam asumsi negatif.
Padahal, kalau kita berkaca pada sejarah kejayaan negeri ini, Nusantara sudah berbicara banyak dan mampu menjawab satu-persatu pertanyaan diatas. Tinggal bagaimana cara kita sebagai generasi bangsa dapat meneruskan perjuangan para foundhing father, dan punggawa-punggawa negeri ini. Korea boleh, Gangnam style boleh, metal, hip hop, pop, skiny jeans, adidas, nike, semuanya boleh. Asal jangan lupa bahwa dipundak kita masih terpikul tugas besar untuk menjunjung tinggi negeri ini. Mari melawan kegalauan, berfikir, bekerja, dan bersemangat demi ibu pertiwi. Tanah air Indonesia.
Salam Muda Berbangsa ! Merdeka !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H