Mohon tunggu...
Theza Elisheva
Theza Elisheva Mohon Tunggu... Penulis - Enthusiastic about a job that emphasizes analysis, problem solving and intellectual challenge.

I am able to adapt to new things and am ready to be trained and mentored based on the company's workflow. If I experience difficulties, I will not give up trying until I give my best to the manager, fellow staff, and clients. I am a person who likes to explore everything so that new insights and skills are an added value for me.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Fresh Graduate Masih Nganggur? Aku: "Itu Bukan Aib, tetapi Proses Mencerna Hidup"

27 Juni 2023   15:15 Diperbarui: 27 Juni 2023   15:22 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Hallo! 

Kenalin, aku seorang pengangguran intelektual alias Fresh Graduate dari salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta yang masih belum menemukan perusahaan yang mau menampung aku. Sebagai penerima gelar Sociolog, kadang aku berpikir kenapa hingga hampir 1 tahun aku belum sanggup menolong seorang "aku".

Aku rasa semakin kesini aku tidak memiliki tempat untuk bercerita selain Tuhan dan diriku sendiri. Kalian tau gak rasanya berada di hiruk pikuk dengan segala kepusingan yang ada namun kalian tidak menemukan jati diri?  Istilah simple-nya sih kalian tidak bisa melakukan apa yang kalian mau hanya karena keterpaksaan dari banyak pihak? Ya, itu yang aku rasakan. Aku sudah susun rencanaku A, B, C, D, E tetapi aku harus menggugurkannya dikarenakan banyak sekali hal yang justru membuatku tidak berdaya.

Lelah berada di circle yang sama? Sudah pasti. Rasanya aku ingin melepaskan yang tidak aku inginkan dan aku ingin menjalani apa yang aku sukai. Kembali lagi ke awal: TUNTUTAN, membuat muak dan beban tiada akhir. Kerap kali aku berharap untuk stop menjadi bagian dari tempat yang fana ini. Oleh sebab itu lah, demi kewarasanku, pelan-pelan aku buang yang menurutku bukan prioritasku lagi. Ada satu waktu aku terbiasa di keramaian, ada satu waktu aku mengusir jauh-jauh.

Seperti lantunan musik "apakabar mimpi-mimpimu, apa kau tinggal begitu saja?" lalu dilanjutkan dengan "Jakarta ramai, hatiku sepi" dan jawabannya adalah "aku tak tahu apa arti rasa ini" - betul sekali, aku penuh tanda tanya dalam diriku. Aku butuh tertidur pulas hingga tak sadarkan diri supaya enggan memperdulikan semuanya. Aku rasa tentram sudah bukan menjadi bagian dari kamus hidupku lagi. Sesuatu yang melegakan menurut kepercayaanku menurutku sekarang ini hanyalah omong kosong belaka. Bahkan aku tidak tau entitas seperti apa yang cocok untuk keberlangsunganku. Layaknya lembah yang kelam, aku berada disana dan tidak terdeteksi. Risau, aku ingin pulang. Kosong, hentikan bergumam.

"Besok kita bahagia yuk." - itu bukan suatu motivasi, melainkan rasa penasaran yang tidak tertuang dan terealisasi saja.

"Jangan lupa, besok harus  semangat ya!" - sepertinya arahan tersebut tidak berdampak buatku.

Hari demi hari hanya bisa melihat kemerosotan seorang ciptaanNYA.

Pergi jauh, teman baru, komunitas baru -- mungkinkah?

Nanti cerita soal hari kemarin ya? Sepertinya aku selangkah lebih dahulu mencari masa depan, terlalu tergesa hingga lupa AKU MASIH DIDASAR LAUTAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun