Mohon tunggu...
Azhar Wild Eagle
Azhar Wild Eagle Mohon Tunggu... profesional -

Networker Lulusan Fakultas Teknik Unsyiah - Banda Aceh

Selanjutnya

Tutup

Money

Di Balik Runtuhnya Citra Bisnis MLM di Indonesia

17 November 2012   07:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:12 3682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

#MLM atau Multi Level Marketing atau #Network Marketing merupakan metode penjualan secara bertingkat yang memangkas jalur pendistribusian, sehingga harga yang ditawarkan kepada konsumen adalah harga Produsen (Penyedia Produk) ditambah komisi untuk distributor independen. MLM menawarkan kemudahan bagi setiap orang dengan cara yang sederhana untuk menambah penghasilan mereka. MLM memperbolehkan orang berbisnis dengan produk atau jasa secara unik dan inovatif, membawa mereka ke pasar tanpa mengeluarkan biaya iklan di media masa yang sangat besar, dan tanpa harus bersaing di toko-toko pengecer. Maka tidak heran jika produk-produk MLM itu hampir tidak ditemukan dipasaran seperti pada umumnya, dan Anda hanya dapat mendapatkan produknya dari orang yang telah menjalin kemitraan atau distributor independen.

Dengan menjadi distributor independen, Anda akan mendapatkan penghasilan dengan 2 cara. Pertama, Penghasilan dari penjualan produk langsung ke konsumen, keuntungan tersebut diperoleh dari selisih atau perbedaan harga antara harga distributor dan harga konsumen. Kedua, Distributor independen berkesempatan untuk  menerima potongan harga atas sejumlah produk atau jasa yang dibeli distributor independen lain dalam kelompoknya baik untuk penjualan atau pemakaian, termasuk sejumlah penjualan pribadi. Potongan harga ini berkisar antara 3% - 21%  (Amway Corp.) diluar keuntungan penjualan langsung atau retail.

#3 Ciri Utama Bisnis yang bermetode MLM :


  1. Biaya pendaftaran kememberan relatif murah dan Hanya memiliki satu nama keanggotaan. Dengan mengeluarkan uang sekitar Rp.100rb, Anda sudah bisa menjalin kemitraan untuk menjadi seorang Distributor Independen, juga berhak mendapatkan kartu keanggotaan (ID Card) + Starter Kit (Panduan memulai Bisnis) dengan masa kememberan biasanya 1 tahun. Tidak ada istilah pembelian Hak Usaha.
  2. Landasan bisnisnya terdiri dari 3 tahap, yakni tahap pembelajaran, tahap pengenalan, dan tahap pendistribusian. Pada tahap pembelajaran, setiap distributor independen baru berhak mempelajari pola binsisnya melalui Starter Kit yang diperolehnya pada saat pendaftaran dan akan diberikan bimbingan oleh mentor atau sering dikenal dengan sebutan Leader. Pada tahap pengenalan, setiap distributor independen dipersilakan untuk membeli sejumlah produk sesuai dengan kebutuhannya baik untuk kebutuhan sehari-hari atau untuk kesehatan tanpa batasan terendah atau tertinggi untuk setiap pembeliannya. Tujuannya adalah agar distributor independen yang baru tersebut merasakan kualitas dari produk yang nantinya akan didistribusikan, sehingga pada saat pendistribusian produk tidak terjadi kebohongan mengenai kualitas dari produk tersebut. Pada tahap pendistribusian, setiap distributor independen diperbolehkan untuk memasarkan semua jenis produk, tanpa mempromosikan secara berlebihan, namun harus sesuai dengan manfaat dan kualitas dari produk serta mengikuti aturan main dari pihak produsen.
  3. Ada Produk / Jasa yang disertai Sertifikat. Bisnis yang sehat tentu bisnis yang memiliki produk/jasa yang jelas untuk dipasarkan. Sudah jelas, bahwa diawal pembuatan bisnis bermetode MLM ini adalah karena adanya produk/jasa untuk dipasarkan jauh lebih luas bahkan hingga ke seluruh dunia, dengan tujuan dapat bermanfaat bagi para konsumennya namun dengan harga yang masuk akal. Harga produk untuk semua distributor independen adalah sama, baik distributor lama maupun baru, tidak ada mark up harga produk. Harga produk yang diterima konsumen sama untuk satu wilayah tertentu sesuai dengan harga konsumen yang berlaku, tidak terjadi mark up harga oleh distributor. Namun terkadang guna meningkatkan omzet, ada distributor yang memasarkan produk dengan harga yang mendekati harga distributor. Disini pihak yang dirugikan adalah distributor karena akan berkurangnya keuntungan dari penjualan langsungnya.

Sehingga metode MLM ini sebenarnya membawa manfaat yang luar biasa bagi pasar dengan memberikan kesempatan kepada ribuan orang yang mungkin terabaikan atau tidak terserap di pasar tenaga kerja. MLM merupakan cara yang cukup sederhana dan tidak mahal bagi siapa saja yang ingin belajar tentang dasar bisnis dan Manajemen penjualan.

Lantas #Mengapa Citra Bisnis MLM di Indonesia sangat Buruk?????

Hal ini terjadi tiada lain akibat dari cara unik dan inovatif  MLM yang telah menjadi metode penjualan yang sukses selama 50 tahun. Karena itu, banyak DITIRU oleh bisnis-bisnis lain yang menyimpang seperti SKEMA PYRAMIDE, SURAT BERANTAI, dan SISTEM BINARI.

Efek dari MLM yang menyimpang atau curang tersebut yang sehingga menciptakan banyak argument bahwa MLM itu sesat dan memiliki banyak kebohongan. Seperti adanya penjualan produk kesehatan, tetapi tidak ada satupun penelitian ilmiah yang mendukung, ditambah juga dengan kesaksian-kesaksian palsu, serta nama peneliti palsu untuk mendukung pemasarannya. Dengan kata lain, produk MLM itu menjadi dianggap sebagai produk asala-asalan, tidak memiliki khasiat di bidang medis, malah cenderung tidak terkontrol. Ditambah lagi dengan sistem pemaksaan pada saat penjoinan calon distributor independen baru tersebut, yang menurut saya tidak manusiawi dan sangat mengganggu.

Bahkan ada lagi penipuan yang di lakukan atas nama MLM diantaranya adalah sistem pembagian hadiah (reward) yang tidak transparan, dimana reward di bagikan tidak sesuai dengan yang di janjikan. Seperti dijanjikan mobil mewah seharga Rp. 600 juta rupiah lebih, tetapi hanya diberikan uang sebesar Rp. 190 juta saja, dan sisanya harus dicicil oleh distributor.

Masalah di dalam pemasaran berjenjang sering terjadi bila sistem komisi menjurus pada permainan uang (Money Games). Biaya keanggotaan bawahan secara virtual telah dibagikan menjadi komisi promotor sementara harga barang menjadi terlalu mahal untuk menutupi pembayaran komisi kepada promotor. Dalam jangka panjang, hal ini membuat komisi menjadi tidak seimbang, di mana komisi telah melebihi harga barang dikurangi harga produksi.

Hal ini tentu akan membuat membuat konsumen di tingkat tertinggi mendapatkan harga termurah atau bahkan mendapatkan keuntungan bila mengetahui cara mengolah jaringannya, sedangkan konsumen yang baru bergabung mendapatkan kerugian secara tidak langsung karena mendapatkan harga termahal tanpa mendapatkan komisi atau komisi yang didapatkan tidak sesuai dengan usaha yang telah dilakukan sehingga akhirnya anggota baru tersebut terangsang untuk mencari konsumen baru agar mendapat komisi yang bisa menutupi kerugian virtual yang ditanggungnya.

Sangatlah di sayangkan kepada sebagian pihak yang sudah menyelewengkan sistem MLM menjadi sistem yang tidak sesuai dengan yang seharusnya. Seperti kata di atas tadi, MLM dijadikan kedok untuk menjalankan bisnis Money Games, skema piramida dan lain-lain. Sehingga membuat masyarakat awam menyangka bahwa MLM adalah sistem yang merugikan. Dan banyak sekali masyarakat yang sama sekali tidak mengenal sistem MLM tetapi ikut-ikutan mencemooh sistem ini. Seharusnya, sebagai masyarakat yang baik, kita tidak mencemooh hal-hal yang kita tidak tahu keabsahannya.

Dengan kerendahan hati saya mohon maaf apabila ada sepenggal kata atau kalimat yang mengganggu kenyamanan para MLM Lovers dan apabila ada kesamaan kalimat disini dengan beberapa artikel yang pernah Anda baca tiada lain tiada bukan semata-mata adalah untuk menyamakan persepsi.
Semoga bermanfaat dan sukses untuk Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun