Resensi Buku dengan tebal 208 halaman ini memang sangat menarik untuk dibaca oleh orang yang menggemari sains, karena buku ini memang didominasi oleh bahasa sains yang mudah dimengerti bagi penyuka sains. Tapi buku ini juga saya rasa sangat menarik bagi orang yang awam terhadap sains yang ingin menikmati karya sastra yang dinominasikan sebagai Indonesia’s Best Fiction Award 2000-2001 (Novel Fiksi Indonesia Terbaik 2000-2001) ini. Orang yang awam terhadap sains juga bisa menikmati novel ini karena di setiap halaman yang dihiasi istilah sains yang sulit, selalu dilengkapi olehfootnote(catatan kaki). Jadi untuk para penikmat novel jangan takut untuk mulai membaca karya sastra sains fiksi karena disitulah faktor menarik dan menantangnya. Kendala yangmungkin dirasakan oleh para pembaca awam sains adalah banyaknya istilah-istilah sains yang sulit dimengerti dan yang memakan tempat karena penjelasan darifootnote-nya yang cukup panjang tersebut. Namun novel ini dinominasikan sebagai Novel Fiksi Indonesia Terbaik sebab memiliki keunikan bukan hanya karena bisa memasukan unsur sains yang sangat kental tapi juga dapat memadukan unsur keromantisan yang juga mewarnai novel ini dengan sangat baik. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa puisi puitis yang dapat disampaikan dengan apik melalui bahasa sains. Penokohan yang dilakukan Dewi “Dee” Lestari pun kuat untuk sebuah novel fiksi. Sifat dari karakter-nya pun dapat terasa dengan jelas. Alur ceritanya pun tidak berbelit-belit dan tidak berbasa-basi sehingga pembaca pun disuguhi cerita yang jelas tujuan dan maksudnya. Dikisahkan oleh Dee (Pangglan akrab bagi Dewi Lestari) ada dua pria yang mengalami penyimpangan perilaku seksual, mereka gay (homo) yang sudah menjalani kehidupan menyimpang mereka selama 10 tahun, Dhimas dan Ruben namanya. Mereka mengikat janji bahwa di tahun kesepuluh hubungan mereka. Mereka akan membuat roman sains yang romantis sekaligus puitis . Dikisahkan, Ruben termasuk geng anak beasiswa-orang-orang sinis, kuper-yang cuma cocok bersosialisasi dengan buku. Sementara Dhimas termasuk geng anak orang kaya, kalangan mahasiswa Indonesia berlebih harta . Mereka menulis bahwa ada seorang pria yang dapat dikatakan sempurna;tampan, mapan, produktif, menarik, dan berjabatan tinggi. Tokoh tersebut bernama Ferre, dia begitu menarik sehingga diidolakan oleh kaum hawa. Tersebutlah seorang wartawati dari sebuah tabloid wanita bersuamikan Arwin mencoba mewawancarai Ferre. Rana nama wanita itu, entah karena pribadi keduanya yang sama-sama menarik keduanya pun saling tertarik dan menjalani hubungan terlarang antar seorang lajang dan seorang wanita bersuami atau biasa disebut selingkuh. Arwin, suami Rana, sama sekali tidak menaruh curiga pada sang istri, ia terlalu cinta pada Rana. Wanita bersuami yang mengalami ketidakpuasan dalam berrumah tangga ini pun mencoba mencari kepuasan lain dari Ferre dan diceritakan hubungan mereka begitu mesra. Suatu waktu Rana dihadapkan pada kenyataan bahwa Ia harus memilih antara Ferre, pria yang menjanjikan kepuasan namun tidak memberikan rasa aman saat bersamanya atau Arwin, pria mapan yang membosankan namun dapat memberikan rasa aman saat bersama Rana. Saat Rana merasa yakin akan Ferre, ternyata Arwin datang dengan sebongkah harapan bahwa ia akan membahagiakan Rana kelak. Rana pun goyah dan memutuskan hubungannya dengan Ferre . Ferre yang memang sedang dimabuk cinta Rana sedih setengah mati karena harapan yang sudah Ia bangun malah dilanda badai yang tak Ia duga akan Rana datangkan, sempat ia berfikir untuk bunuh diri. Namun seakan-akan ada seorang wanita, Diva, seorang wanita yang akan menyelamatkan Ferre dari keputusasaannya tentang hidup. Diva dikatakan sebagai seorang wanita berwawasan sangat luas, cantik, kaya, mapan dan berpikiran maju. Ia memang seorang pelacur kelas kakap yang hanya menerima bayaran besar dalam bentuk dolar , dan tanpa seorang mucikari oleh karena itu ia ingin dikenal sebagai seorang wiraswasta (enterpreuneur) sejati. Pelanggannya pun hanya orang-orang berkantong tebal. Diva ternyata adalah tetangga seberang rumah Ferre, setiap malam sebelum mereka tidur dari jendela masing-masing mereka mengucapkan selamat tidur dan sepercik kekaguman terhadap pribadi masing-masing. Ferre pun berteman dekat dengan Diva dan berangsur-angsur pulih dari pengalaman pahitnya. Tokoh lain yang juga mewarnai cerita ini adalah Supernova, seorangcyber avatar(semacam penyelamat/pertapa yang hidup di dunia maya) yang berpikiran luas terhadap dunia dan menjadi tempatcurhat(curahan hati) tokoh lain di novel ini. Selain Supernova pun ada seorang pria yang menjadi pangagum juga yang dikagumi oleh Diva, Gio satu-satunya pria yang dibolehkan Diva untuk mengecup bibirnya. Seorang pecinta alam yang sudah menjelajahi hampir seluruh permukaan bumi. Cerita ini memang dapat dipandang sebagai cerita yang unik. Karena ada sisi-sisi yang masyarakat kita anggap masih tabu untuk dibicarakan malah diungkapkan dan diceritakan dengan cara yang unik pula oleh Dee. Mungkin karena itu pula Dee memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh penulis lain dimata para pakar karya satra. Karena para pakar memandang Supernova sebagai karya sastra yang layak untuk diperbincangkan dan tentunya dinikmati karena mengandung unsur sastra yang menarik untuk dibicarakan. Bila Supernova episode ini dibandingkan dengan novel-novel yang kini beredar, novel lain seakan-akan tidak mendapat tempat dimata para pakar karena menurut saya pribadi novel-novel yang kini ramai memang tidak mengandung unsur sastra yang cukup menarik bagi para pakar. Novel yang banyak mndominasi pasar sekarang ini adalah seri Teenlit atau semacam seri novel-novel yang bercerita tentang percintaan remaja yang bersifat santai dan menarik dimata pembaca remaja yang ingin disuguhkan dengan materi yang santai dan mudah dicerna.
beberapa gambaran supernova:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H