Mohon tunggu...
Arief G
Arief G Mohon Tunggu... Dokter darah (trainee) -

Anak perantau yang masih mencoba mencari jati dirinya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karya Putri Indonesia Dihargai di Singapura

21 September 2014   04:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:05 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mungkin tidak ada dari kita yang pernah mendengar NDI atau singkatan dari Nusantara Development Initiative. Tetapi ini adalah nama sebuah organisasi nirlaba di Singapura yang baru saja diliput oleh koran The Straits Times (Singapura) karena keberhasilan mereka meningkatkan standar hidup beberapa rakyat pedesaan di kepulauan Riau.

Ide utama NDI sangat simpel. Masih banyak desa-desa tertinggal di Indonesia yang belum dijamah oleh tenaga listrik. Penduduk desa-desa ini kebanyakan menggunakan lampu minyak tanah yang agak berbahaya dan tentu saja berpolusi. NDI mencoba untuk membawa lampu bertenaga surya ke desa-desa ini. Lampu ini berdimensi sama seperti lampu petromak dan memerlukan 8 jam charging pada siang hari. Tenaga yang disimpan bisa digunakan untuk penerangan sekitar 4 jam apabila lampu ini digunakan secara maksimum. Waktu penerangan bisa diperpanjang apabila lampu ini digunakan dengan setelan tenaga yang lebih rendah. Cahaya lampu ini sangat berguna bagi warga desa untuk tetap aktif ketika malam tiba.

Tetapi kerja NDI tidak berhenti di sini. NDI juga berusaha untuk memperkuat perananan wanita di desa-desa tertinggal ini. Mereka merekrut ibu-ibu rumah tangga untuk menjadi distributor bagi lampu ini. Lampu-lampunya sendiri didatangkan dari Amerika dan berharga sekitar USD12. Lampu ini kemudian dijual oleh distributor lokal seharga USD 15. Mereka pun bisa mendapat penghasilan ekstra dari penjualan lampu ini.

NDI didirikan di Singapura oleh seorang market researcher dari Indonesia, Gloria, dan partnernya Fairoz. Kisah sukses mereka bisa dibaca di http://www.straitstimes.com/the-big-story/impact-journalism-2014/story/mothers-light-shine-indonesian-villages-20140920.

Saya rasa kita harus mengapresiasi sepak terjang putri Indonesia ini yang sudah dihargai di Singapura. Ide-ide radikal seperti inilah yang harus dipupuk lebih banyak lagi di negara kita. Mungkin Pak Jokowi bisa menggunakan talenta Gloria dalam pemerintahannya nanti.

Disclaimer: Gloria adalah seorang sahabat lama saya. Jadi, artikel ini mungkin agak sedikit biased. Gloria sama sekali tidak terlibat dalam gagasan atau penulisan artikel ini. Seluruh kesalahan yang bisa didapat di artikel ini adalah karena kekurangan saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun