Mohon tunggu...
Citra Amalia
Citra Amalia Mohon Tunggu... -

College student in UPI bandung IPSE student

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bersyukur Itu Manis

28 Oktober 2014   02:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:30 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah melihat tema yang menurut saya sangat indah itu saya berpikir, dimanakah saya harus memulainya?apakah yang harus saya bahas?Karena menurut saya semua hal adalah syukur dan memang pahit rasanya ketika kita tidak merasakan kenikmatan dari rasa syukur itu sendiri.

Singkat cerita, Uno adalah seorang manusia biasa. Seperti layaknya teman-teman lainnya dia menjalani kehidupannya dengan biasa. Dia berusaha tersenyum setiap harinya, karena menurutnya toh untuk tersenyum tidak perlu ada alasan. ” Bukan bahagia yang membuat senyum, tapi senyumlah yang membuat bahagia” itulah salah satu kutipan yang paling disukainya.

Bila ditanya apakah dia bahagia sekarang?ya, dia bahagia.
Apakah yang dia punya sekarang?Tuhan, teman-teman, keluarga dan cita-cita jawabnya mantap.

Saat memandang pohon rindang didekat kampusnya, tiba-tiba dia pun mengenang masa lalunya. Dia tak menyebut masa itu kelam. Itulah masa pembelajaran yang sangat berarti baginya, pikirnya. Dan Uno pun seakan terseret ke masa lalu itu.

Masa itulah masa yang tak boleh terlewatkan. Itulah masa bahagia yang diceritakan orang-orang.
Ya, masa SMA.
Uno melewati tahun pertamanya dengan sangat gemilang.
meduduki peringkat 3 besar dalam 2 semester membuatnya sangat bahagia.
teman-teman yang dimiliki dikelasnya juga membuatnya makin bahagia.
Keluarga yang tidak pernah memarahinya pun membuatnya tambah dan semakin bahagia.

hanya satu yang mungkin dia lupakan.
hal yang paling penting
hal mendasar yang bahaya bila dilupakan
‘bersyukur’

Uno menganggap dirinya sudah cukup bersyukur.
dia shalat setiap hari, berdoa setelah shalatnya, berbuat baik kepada sesama, mengerjakan kewajibannya.
apa yang kurang akan bukti rasa syukurnya?pikirnya

Tahun pertama pun berganti.
Tahun kedua menanti.

Melewati tahun pertamanya dengan gemilang, dia sangat percaya diri dengan tahun keduanya.
Dia semakin mengaktifkan diri di organisasi-organisasi
Uno sering mendengar bahwa aktif dalam organisasi sangat melatih soft skill seseorang
Hard skill sudah didapat, soft skill yang dia kejar saat itu

Karena di awal semester, dia berpikir bukanlah hal besar jika dia dispen (izin tidak masuk sekolah karena kegiatan intra atau ekstra sekolah)

“ah, masih awal semester ini,” pikirnya

------
Alkisah, hampir seminggu dia dispen
Dia bersama temannya Putri menjalani berbagai macam pengalaman pada kegiatan-kegiatan yang diikutinya.

Saatnya dia masuk kelas,
hatinya pun sedikit berdebar-debar
teman-teman seperti apa lagi yang akan ditemuinya?pikirnya bahagia

Dalam benaknya dia berpikir bahwa dia akan dengan mudah mendapatkan teman-teman baru seperti di tahun pertama dahulu.
seperti masa-masa dahulu.
Uno dan Putri pun masuk ke dalam kelas.
sepanjang matanya melihat, kursi-kursi yang strategis telah diduduki orang lain,
yang tersisa hanyalah kursi-kursi yang terletak di pojok belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun