Silvi mematung sebentar. Tak lama, senyum lebar merekah di wajahnya. "I-ini bukan mimpi kan?? Yeaaahhh!!" teriaknya dalam hati.
Malam harinya setelah pulang dari Light Restaurant dan sudah memakai jubah putih, Satria berkeliling kampung Keramat Asem untuk mencari Suster Ngesot yang diceritakan oleh Mutia. Ia ingin menyelamatkan kampung itu dan membasmi semua Shadow tanpa terkecuali.
Satria tiba-tiba berhenti berjalan. Ia yang merasa ada pergerakan, menoleh sedikit ke belakang. Begitu ia kembali menghadap ke depan, terlihat Suster Ngesot tengah menatapnya. Satria pun langsung mematung.
"Hahahaha... Entah siapa dirimu, dasar payah," ejek Suster Ngesot. "Aku tahu kamu nyari aku, iya kan? Sekarang lebih baik jadi santapan aku aja." Suster Ngesot kemudian memanjangkan lidahnya ke arah Satria.
Namun, tanpa diduga, Satria menangkap lidah itu. "Tadi cuma bercanda."
Mata Suster Ngesot membulat. Satria kemudian menarik lidah makhluk itu hingga ia terlempar ke hadapan Satria, sebelum akhirnya Whenz menendang keras makhluk tersebut persis di perutnya. Suster Ngesot pun terpental dan terguling-guling di tanah. Begitu berhenti berguling, Suster Ngesot melompat kabur menggunakan tangannya. Satria mengejarnya.
Suster Ngesot terus melompat dan melompat untuk menghindari kejaran Satria. Sampai akhirnya Suster Ngesot sampai di tempat keramaian. Orang-orang yang melihatnya pun segera berlarian. Tapi, Suster Ngesot lantas melompat dan memanjangkan lidahnya pada salah seorang ibu-ibu yang tengah berlari sambil menggendong anaknya. Sayangnya, orang itu diselamatkan oleh Mutia dengan sihir jarum cahaya yang ia arahkan ke kepala Suster Ngesot hingga Suster Ngesot terjatuh.
"Kau lagi! Brengsek kau!" maki Suster Ngesot setelah lidahnya kembali masuk ke dalam mulut. "Kau harus merasakan kemarahanku!!"
Suster Ngesot langsung berputar kencang hingga akhirnya ia berubah menjadi sosok makhluk seperti tulang belulang warna hitam dengan kedua tangan seperti pedang. Kepalanya ditutupi oleh tudung hitam dan kakinya tergantikan oleh asap hitam. Ia telah menunjukkan wujud Shadow-nya, yaitu Shadow Tengkorak.
"Satria, biarin aku yang bertarung!" kata Mutia dengan lantang.