"UWAAAAA!!!" teriak kedua pria tersebut.
Akan tetapi, persis ketika mereka ingin lari lagi, gerakan mereka terhenti ketika melihat mata merah menyala milik si Suster Ngesot. Setelah itu, sang setan membuka mulutnya serta memanjangkan lidahnya ke arah kepala si pria bertopi.Â
Lidah tersebut melilit leher pria itu dan memutuskan kepalanya. Darah segar menyembur. Kepala pria bertopi tersebut ditarik oleh lidah Suster Ngesot dan kemudian dimakan oleh setan itu sampai habis. Selanjutnya, lidah Suster Ngesot menarik putus kepala si pria berponi lalu memakannya. Setelah itu, Suster Ngesot memakan tubuh kedua pria itu hingga tak bersisa.
Keesokan paginya, di Mansion Al Fatih sesudah melatih fisik seperti yang sebelumnya ia lakukan, Satria pergi mandi lalu sarapan. Ia kini mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana panjang hitam.
"Walaupun hari ini loe masih trainning, tapi loe harus pinter-pinter bawa diri," ucap seorang 'bapak-bapak' berambut keriting yang sudah ubanan, begitu pula kumis dan janggutnya. Badannya bisa dikatakan cukup besar.
"Tenang aja," jawab Satria yang kemudian mengolesi selai strawberry pada roti bakar yang ada di piring kecil di atas meja, sebelum akhirnya memakan roti itu.
"Kita tuh jadi orang jangan egois," kata seorang ibu-ibu berambut ikal panjang.
"Siapa juga yang egois?" batin Satria.
"Oh iya, tunangan Satria si Mutia kemana?" tanya si ibu-ibu.
"Nggak tahu, maen kali," jawab Satria ketus.
Mendengar jawaban anaknya, wajah 'Ibu Dewi' yang merupakan ibu Satria terlihat tidak senang. "Kalo ditanya orangtua tuh yang bener apa jawabnya!"