Mohon tunggu...
AngelaZita
AngelaZita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN UNILA Gelar Sosialisasi dan Pembuatan Biokompos dari Limbah Daun Karet guna Efisiensi Tersedia di Desa Fajar Baru, Mesuji

19 Februari 2024   19:25 Diperbarui: 19 Februari 2024   19:27 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam upaya memanfaatkan limbah daun karet yang melimpah, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (UNILA) menggelar sosialisasi dan praktik pembuatan bio kompos guna mengurangi limbah daun karet yang bernilai jual bagi masyarakat. Kegiatan ini berlangsung di TPS3R desa Fajar Baru, Kec. Panca Jaya, Kab. Mesuji pada tanggal 04 Februari 2024.

Biokompos yang dihasilkan dari daun karet memiliki peran penting dalam pertumbuhan tanaman, baik tanaman pangan, perkebunan, maupun hortikultura.

Kandungan c-organik dalam biokompos mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, yang akhirnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah terhadap erosi.

Keunggulan dari praktik pembuatan biokompos ini adalah bahan baku yang mudah didapat, ketersediaan alat yang telah memadai sehingga program ini tentu dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi kedepannya.

Biokompos tentu tidak memiliki kemampuan terserap yang cepat seperti pupuk kimia. Secara alami pelapukan bahan organik menjadi pupuk kompos yang siap diserap tanaman perlu waktu relatif lama 3 bulan -- 1 tahun tergantung materialnya, akan tetapi dapat dipercepat dengan proses fermentasi dengan penambahan mikroorganisme pengurai (mikroorganisme local/MOL) menjadi 2-4 minggu.

MOL (Mikroorganisme Lokal) merupakan larutan fermentasi yang dibuat dari bahan yang mengandung karbohidrat, glukosa dan sumber mikroorganisme (bonggol pisang, daun kelor, daun lamtoro, keong mas, maupun limbah rumah tangga lainnya). Pada MOL terdapat kandungan unsur hara makro, mikro, dan mikroorganisme yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan agen pengendali hama dan penyakit tanaman sehingga baik digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan pestisida organik.

Diharapkan dengan adanya alat yang telah tersedia dan telah dilaksanakan praktik pembuatan biokompos ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, baik sebagai nutrisi dalam budidaya tanaman maupun sebagai salah satu kiat menambah penghasilan dari limbah daun kering yang tersedia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun