Mohon tunggu...
Theresia DianaDwi
Theresia DianaDwi Mohon Tunggu... Ilmuwan - kadap

wanita tersantuy didunia

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Laut yang Indah Harus Selalu Dijaga

4 Februari 2020   19:45 Diperbarui: 4 Februari 2020   19:45 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kabupaten Rembang merupakan salah satu kota yang berada di pesisir pantai utara jawa, atau biasa disebut PANTURA. Rembang yang terletak di ujung timur Propinsi Jawa Tengah mempunyai luas 101.408 Ha, yang secara geografis terletak pada 111 - 111.30 Bujur Timur dan 6.30 - 7.00 Lintang Selatan.

Kabupaten Rembang mempunyai garis pantai kurang lebih 60 Km yang membentang dari Kaliori hingga Sarang. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Blora, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tuban, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pati.

Wilayah pesisir mempunyai nilai yang strategis karena mengandung potensi sumber daya, baik sumber daya hayati dan non hayati,  yang sangat rentan terhadap berbagai perubahan akibat pembangunan. Wilayah pesisir memiliki arti strategis karena merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang berkesinambungan.

Di wilayah pesisir ini terdapat sumberdaya alam yang sangat kaya. Kekayaan sumberdaya pesisir tersebut menimbulkan daya tarik bagi berbagai pihak untuk mengeksploitasinya dan berbagai instansi berkepentingan untuk memanfaatkannya dengan menjadikan sebagai tempat wisata.

Hasil sumberdaya Kabupaten Rembang sangatlah beragam mulai dari hasil laut seperti ikan tangkapan nelayan, garam, dan tambak yang berisi udang ataupun bandeng. Terbukti perikanan laut Rembang memang nomor dua terbesar se- Jateng setelah Kota Pekalongan.

Tiga belas tempat Pelelangan Ikan (TPI) berada di kabupaten ini. Bahkan pemasarannya pun sudah sampai ke luar negeri. Namun dengan pencapaian  hasil demikian membuat kekhawatiran pada ekosistem laut. Karena dengan pengambilan ikan terus-menerus apalagi dengan cara yang tidak benar seperti pemakaian pukat harimau, bisa merusak ekosistem laut yang ada.

Baru-baru ini isu pengambilan menggunakan cantrang mulai dilarang oleh pemerintah karena bisa merusak ekosistem laut, namun nelayan dari Kabupaten Rembang membantah hal tersebut,  ia mengatakan berbeda bila menggunakan alat pukat harimau yang menggunakan besi dan rantai, bisa merusak terumbu karang.

Sebaliknya alat cantrang akan rusak jika terkena terumbu karang, namun hal ini juga belum bisa dibuktikan. Namun sebenarnya penggunaan cantrang juga periu pengawasan yang serius karena jika pada kenyataannya cantrang tidak baik digunakan dalam menangkap ikan akibatnya sangat fatal.

Cantrang bisa menyebabkan kerusakan pada ekosistem laut terutama terumbu karang dan biota laut lainnya yang pengembaliannya menjadi baik seperti semula cukup sulit dan dapat merugikan banyak pihak.

Selain itu baru beberapa bulan lalu  di Rembang khususnya di Pantai Wates Kaliori yang merupakan salah satu pantai yang dijadikan tempat wisata karena keindahannya juga dicemari dengan limbah yang menyebabkan air laut berubah menjadi hitam dan mengeluarkan bau tidak sedap, hal ini menyebabkan banyak ikan-ikan yang mati dan penurunan pengunjung di Pantai Wates.

Kabar terakhir hal ini disebabkan limbah pabrik ikan milik warga sekitar yang alirannya mengalir ke ke Pantai Wates, namun hal ini bisa segera diatasi oleh Dinas Lingkungan Hidup ( DLH ) dengan mengirimkan staf untuk mengecek langsung kondisi di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun