Dunia anak identik dengan dunia bermain. Apa pun benda yang ada bisa dijadikan mainan. Selembar kertas bisa menjadi pesawat atau kapal atau robot sesuai dengan yang ia inginkan. Botol bekas minum disepak ditendang, jadilah permainan sepak bola palsu. Betapa kreatifnya mereka.
Di suatu pagi yang cerah, saat anak-anak sampai di sekolah setelah menggendong tasnya mereka pun mulai bermain. Bola mainan favorit mereka. Bukan hanya anak-anak laki-laki, Â tetapi juga anak perempuan. Tenaga mereka seakan tak pernah habis. Selalu dan selalu bermain.
"Potensi" ini saya  manfaatkan sebagai sarana untuk menyampaikan beberapa hal di dalam  kelas. Salah satu alat yang saya gunakan adalah stik es. Bahan sederhana, murah, dan ramah anak. Bisa didapatkan dengan membeli stik es yang masih baru, bisa juga memanfaatkan stik bekas.
Benda kecil ini mampu membangkitkan kegembiraan dan semangat bagi anak-anak kelas 1 SD. Terlihat dari wajah mereka yang bersinar seperti mentari pagi pada saat  stik-stik itu dibagikan.
Sebelum stik benar-benar sampai di tangan mereka, sebuah pesan meluncur.
"Anak-anak harus menghitung dengan jumlah ten!"
"Jika kurang boleh ambil lagi, kalau lebih harus dikembalikan."
 Pada tahapan ini, anak belajar berhitung satu sampai sepuluh, dan menggunakan satu kata dalam bahasa Inggris.
Selain itu anak belajar  berani mengatakan dan menuntut haknya (meminta tambahan ketika jumlah yang dimiliki tidak cukup)
Anak belajar berkata dan bertindak jujur, yaitu dengan mengembalikan kelebihan stik yang sampai di tangannya.
Instruksi berikutnya adalah untuk membuat bentuk tertentu dengan menggunakan stik tersebut.