Cerita di Balik Sepeda
Sepeda, alat transpotasi beroda dua ini memang sangat istimewa. Di masa pandemi sepeda menjadi ngetop. Banyak orang dari kalangan menengah ke atas menjadikan alat transportasi ini untuk memenuhi beberapa kebutuhan. Antara lain menjadi sarana untuk olahraga.
Kesehatan dan kebugaran tubuh sangat diperlukan terutama pada saat virus tersebar ke mana-mana. Imun tubuh harus tetap terjaga agar tidak mudah tertular penyakit. Pada saat itu bermunculan komunitas-komunitas pecinta sepeda.Â
Pada waktu tertentu mereka berkumpul dan melakukan perjalanan bersama. Gowes, istilah yang mereka pakai. Mereka akan menempuh jarak yang sangat panjang sehingga memerlukan pengawalan dari petugas keamaanan agar semuanya baik-baik saja.Â
Pada saat itulah harga sepeda melambung tinggi. Akan tetapi setinggi apa pun barang yang satu ini tetap dibeli. Benda tersebut juga menjadi sarana untuk  berkumpul dengan anggota komunitasnya.
Orang nomor satu di Indonesia selalu memberikan sepeda kepada orang-orang dari berbagai kalangan dengan catatan bisa menjawab pertanyaan dari beliau.Â
Maka tak heran banyak yang mengharapkan ditanya dan bisa menjawab pertanyaan Bapak Presiden sehingga mendapatkan hadiah tersebut. Hadiah sepeda itu akan menjadi barang yang sangat istimewa, karena berasal dari  bukan sembarang orang. Sebuah kebanggaan tersendiri bisa mendapatkannya.
Rakyat kecil menggunakan sepeda untuk mencari nafkah sehari-hari. Sering terlihat di jalan raya seorang bapak menuntun sepeda ke mana-mana. Belia tak pernah menaiki sepeda itu. Tempat duduknya direlakan sebagai tempat dagangannya yaitu pisang. Bapak tersebut menaruh harapan hidupnya kepada sepeda itu.
Di sebuah taman tersedia penyewaan sepeda dari bermacam merk dan ukuran. Cara penyewaannya pun beragam. Ada yang per jam, ada juga yang sepuasnya dengan patokan harga tertentu.
Sepeda, alat transportasi sangat sederhana. Didayung, dan menjaga keseimbangan tubuh, maka sepeda akan membawa ke mana pun pengendaranya suka. Akan tetapi, tak sesederhana itu cara mengendalikannya. Ada orang yang sama sekali tak bisa mengendarai sepeda. Antara lain karena tak bisa menjaga keseimbangan. Tentu juga harus tersedia tenaga yang cukup untuk menjalankan sepeda tersebut.
Tulang lutut yang mulai rapuh tak akan mampu mendayung sepeda dengan baik. Â Selain itu ukuran sepeda yang dipakai harus sesuai dengan ukuran tubuh si pemakai. Sepeda yang tinggi dan besar tak akan cocok bagi mereka yang badan pendek dan kecil. Hal itu perlu disadari oleh si pemakai, karena akan menimbulkan bahaya. Kemungkinan terjatuh akan lebih besar.