Mohon tunggu...
Theresia Sumiyati
Theresia Sumiyati Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/theresiasumiyati8117

Saya seorang ibu dengan 2 orang anak laki-laki. Senang membaca, menulis, dan bermain musik. Hidup terasa lebih indah dengan adanya bacaan, tulisan, dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Juru Parkir Tanpa Karcis

21 Mei 2021   15:39 Diperbarui: 21 Mei 2021   15:48 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Juru Parkir Tanpa Karcis

Di sebuah pasar tradisional banyak saya jumpai para juru parkir. Mereka bertugas mengatur dan menjaga kendaraan dari para pengunjung. Jasa mereka sangat dibutuhkan agar kendaraan tertata rapi, sekaligus menjaga kemanan kendaraan selama pemiliknya berbelanja.  Para pengunjung tentu akan merasa aman jika kendaraan ada yang menjaga.

Akhir-akhir ini di sebuah pasar di mana saya sering berbelanja tidak hanya satu atau dua orang saja yang bertugas sebagai juru parkir. Setiap kendaraan yang datang sering menjadi rebutan bagi mereka. Yang beruntung tentu akan mendapat pemasukan dari pemilik kendaraan tersebut. Sekilas saya membaca tulisan di rompi yang dikenakan oleh para juru parkir tersebut. "Juru parkir, tanpa karcis, parkir gratis". Dari 3 pernyataan tersebut ada satu yang tak terbukti yaitu parkir gratis. Kenyataannya setiap orang yang memarkir kendaraan di sana tetap harus membayar.  

Saya kadang menggerutu dalam hati tentang hal ini. Akan tetapi kejadian yang saya alami kemarin membuat diriku merasa bersalah. Juru parkir itu melayani saya dan suami sangat bagus, mulai dari kami tiba di sana sampai saat mau pulang.

Pada saat datang, dengan santun dia menyediakan tempat untuk kendaraan kami. Dia juga mengambil alih helm yang baru saja saya lepas dari kepala untuk diletakkan di bagian yang aman dari motor saya. Saat saya mau pulang dia juga mengambil belanjaan yang saya bawa untuk digantungkan di motor. Helm juga dilepaskan dari motor kemudian diberikan kepada saya. 

Pelayanan yang diberikan membuat saya terharu. Perbuatan sederhana itu telah berhasil membuka mata dan hati untuk tidak cepat berprasangka buruk terhadap orang lain. Ada kebaikan yang sering tak terduga yang didapatkan dari seseorang yang kita anggap tidak baik.

Kesalahan yang sering saya lakukan cepat memberi penilaian kepada orang yang baru saja dilihat atau dikenal. Ternyata saya telah salah menilai terhadap juru parkir itu. Uang dua ribu tak sebanding dengan pelayanan yang ia berikan. Parkirnya memang tidak gratis, tetapi saya menerima "gratisan" yang lain yaitu pelayanan yang sangat baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun