Mohon tunggu...
Theresia Sumiyati
Theresia Sumiyati Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/theresiasumiyati8117

Saya seorang ibu dengan 2 orang anak laki-laki. Senang membaca, menulis, dan bermain musik. Hidup terasa lebih indah dengan adanya bacaan, tulisan, dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Berburu Diskon

8 Mei 2021   11:44 Diperbarui: 8 Mei 2021   11:48 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Lebaran hampir tiba. Waktu sebulan untuk berpuasa tak terasa akan segera berakhir. Bulan puasa ini tak seperti biasanya. Masa pandemi virus corona masih menemani umat muslim dalam menjalankan salah satu rukun Islam ini. Saat ini merupakan kedua kalinya mereka menjalankan ibadah puasa di masa pandemi. Tahun lalu puasa dan lebaran dalam suasana yang tidak  nyaman. Ternyata tahun ini juga masih mengalami hal yang sama. Apa yang direncanakan Tuhan memang kadang  sulit untuk dimengerti oleh manusia. Akan tetapi manusia harus tabah dan tawakal kepada Dia yang empunya kehidupan. Kepada Dia-lah manusia harus bersandar dan pasrah.

Lebaran, sering ditandai dengan penampilan baru, baik secara rohani maupun jasmani. Secara rohani umat muslim telah disegarkan dengan ibadah puasa yang dijalankannya. Ibadah yang dilakukan selama sebulan penuh ini tentu akan semakin membuat seseorang menjadi cerah hati dan pikirannya. Hati bersih, pikiran jernih akan memberi suasana nyaman bagi orang-orang di sekitarnya, terlebih anggota keluarga. Suasana itu akan meluas ke komunitas di mana mereka melakukan aktivitas.

Secara jasmani orang-orang akan menandai dirinya dengan yang serba baru. Antara lain, pakaian, perhiasan, atau bahkan kendaraan. Fenomena ini dimanfaatkan oleh pelaku bisnis untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Maka tak heran jika menjelang hari raya banyak toko dan pusat perbelanjaan memberikan diskon besar-besaran. Ada yang 30%, 50%, bahkan ada yang dobel diskon. Misalnya 50 % dan 20%. Artinya setelah mendapatkan diskon 50% masih mendapatkan lagi diskon 20%. Nah ini yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembeli.

Banyak orang berbondong-bondong mengunjungi pusat perbelanjaan itu untuk mendapatkan diskon. Dalam hal ini mutu menjadi urutan nomor 2.  Yang penting murah, dan mendapat jumlah yang banyak.

Para wanita pemburu diskon, sering mengejar di mana ada diskon paling heboh (termasuk saya). Tak peduli harus menempuh jarak yang lebih jauh, yang penting mendapat diskon. Tidak diperhitungkan waktu dan ongkos untuk sampai ke tempat itu. Tentu tidak semua wanita seperti itu. Banyak wanita yang bijak dalam menyikapi hal ini. Membelanjakan uang secukupnya, dan tetap mencari kualitas yang baik.

sampai di pusat perbelanjaan. Diskon bertebaran di mana-mana. Hampir setiap produk menawarkan diskon yang menggiurkan. Harap waspada terhadap hal ini. Jangan hanya memikirkan kebutuhan sesaat saja. Perlu berpikir panjang agar tak terjerumus pada godaan yang menyesatkan. Rencanakan apa yang dibutuhkan, sesuaikan dengan tebal tipisnya dompet. Jangan sampai terjadi neraca yang berat sebelah. Pepatah "lebih besar pasak daripada tiang" pantas untuk diingat, supaya pengeluaran tidak lebih besar daripada pemasukan. Kalau hal itu terjadi ada kemungkinan setelah lebaran utang semakin menggunung. Akhirnya bukan suka cita yang didapat setelah sebulan berpuasa, akan tetapi sengsara akibat perbuatan sendiri.

  • Berburu diskon memang menyenangkan, tetapi harus tetap dilakukan dengan sikap yang bijak.
  • Berburu diskon memang tidak dilarang, tetapi harus tetap dilakukan dengan penuh dengan rencana yang matang.
  • Berburu diskon memang hal biasa, tetapi menjadi tidak biasa jika dilakukan dengan membabi buta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun