Mohon tunggu...
Theresia Sumiyati
Theresia Sumiyati Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/theresiasumiyati8117

Saya seorang ibu dengan 2 orang anak laki-laki. Senang membaca, menulis, dan bermain musik. Hidup terasa lebih indah dengan adanya bacaan, tulisan, dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mau Apa di Masa Tua?

8 Desember 2020   04:06 Diperbarui: 8 Desember 2020   04:09 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mau Apa di Masa Tua?

Proses menua tak bisa ditolak. Pasti akan dialami oleh setiap orang. Setelah menjalani masa anak-anak, remaja, dewasa, maka akhirnya seseorang akan menjadi tua. Memang harus terjadi seperti itu.

Masa tua ditandai dengan kemampuan fisik yang mulai menurun. Penglihatan dan pendengaran mulai berkurang. Tubuh mulai gampang lelah, melakukan kegiatan sedikit saja terkadang capeknya berlipat ganda. Hati dan pikiran masih ingin bekerja, tetapi fisik sudah tak mampu lagi. Hal inilah yang sering membuat para orang tua putus asa.

Menurunnya daya ingat juga merupakan tanda bahwa seseorang mulai menua. Sering terjadi seeorang ke sana kemari mencari kaca mata, padahal benda itu sudah melekat di tubuhnya. Meletakkan benda di suatu tempat, tetapi menit berikutnya tak ingat lagi benda itu ada di mana. Ada juga yang selalu mengulang-ulang kata atau kalimat yang pernah diucapkannya.

Hal-hal di atas wajar terjadi pada orang-orang  yang sudah tua. Tetapi bukan berati pada usia tersebut seseorang tak bisa melakukan hal yang berguna. Kenyataannya masih banyak para lansia yang tetap eksis. Masih banyak para lansia yang bisa melakukan aktivitas yang berguna, baik bagi dirinya maupun orang lain.

Contohnya sekelompok bapak ibu yang rata-rata telah memasuki masa purnabakti yang tetap berkarya di usia yang tak lagi muda. Mereka menamakan diri Wong Wolu. (Wong Wolu = 8 orang). Dalam perkembangannya, kini beranggota lebih dari 8 orang tetapi tetap tidak mau berganti nama.

Kelompok Wong Wolu saat ini telah berusia 7 tahun. Hobi dan kepentingan yang sama yaitu menyanyi, telah menyatukan mereka.  Sebelum masa corona, hampir setiap minggu sekali mereka berkumpul. Tetapi pada saat ini kegiatan dibatasi, karena terhalang kondisi dan protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Tetapi bukan halangan untuk mereka tetap berkarya. Mereka tetap menghasilkan sebuah karya, melalui paduan suara virtual. 

Lagu-lagu yang mereka bawakan khususnya lagu rohani dan lagu liturgi, digunakan dalam acara pemberkatan pengantin serta acara peribadatan. Entah sudah berapa pasang pengantin yang mereka layani dengan sepenuh hati dan segenap jiwa. Memberikan yang terbaik merupakan kepuasan tersendiri bagi Wong Wolu.

Banyak hal yang didapat oleh Wong Wolu dalam karya pelayanan melaui paduan suara.

  • Senang. Hati senang dan gembira dirasakan oleh mereka pada saat berkumpul, pada saat bernyanyi bersama. Apalagi jika berhasil menyanyikan lagu dengan pas. Pas nadanya, pas penghayatannya, pas dinamikanya, pas temponya, sehingga nyanyian menjadi sangat merdu merasuk ke dalam jiwa semua orang yang mendengarnya.
  • Sehat. Hati yang gembira biasanya ditandai dengan tertawa. Menurut penelitian tertawa bisa menyehatkan jantung dan menurunkan hormon stres. (wwwalodokter,com). Dengan demikian tubuh menjadi lebih sehat.
  • Meningkatkan percaya diri. Dengan melayani orang lain melalui paduan suara, mereka merasa diakui keberadaannya. Hal yang sangat penting untuk semakin meningkatkan rasa percaya diri, bahwa hidupnya masih berguna.
  • Punya harapan. Mereka selalu berharap kapan bisa berkumpul lagi untuk bernyanyi bersama, secara tidak langsung membuat hidup lebih  bersemangat.
  • Bisa berbagi. Banyak hal yang dapat mereka bagi. Suara sudah pasti dibagikan melalui paduan suara yang mereka lakukan dalam setiap pelayanan. Selain itu mereka juga sering berbagi cerita tentang duka dan bahagia keluarga masing-masing, tentang beberapa tips kesehatan, dan sudah tentu tak dilupakan berbagi makanan.

Ternyata ada hal yang bisa dilakukan pada saat usia tua. Jadi jangan takut untuk menjadi tua. Karena proses menua itu sudah pasti terjadi. Tinggal diri kita menentukan sendiri apakah ingin bahagia di masa tua, atau mau putus asa? Semua orang bisa bahagia di masa tua. Kebahagiaan itu ada jika kamu menjemputnya. (Faozan Tri Nugroho, Bola. Com, Jakarta). Mari kita jemput bahagia di masa tua, salah satunya dengan bernyanyi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun