Di balik senyum dan sikap tenangku, tersembunyi rasa lelah yang mendalam. Aku selalu berusaha memahami orang-orang di sekitarku, mendengarkan keluh kesah mereka, dan menjadi tempat bersandar di kala mereka membutuhkan. Tapi, di saat yang sama, aku juga merasakan sakit hati atas perlakuan mereka yang tak selalu menghargai perasaanku.
Terkadang, aku bingung dengan apa yang harus aku pahami lagi. Aku selalu berusaha memberikan yang terbaik, tapi seakan tak pernah cukup. Di saat aku marah, aku harus meredam amarahku dan memilih untuk meredam paksa amarah mereka juga. Aku tak boleh memberontak, walau sedikitpun.
Aku harus selalu mengerti segala kondisi mereka, meskipun aku juga kelelahan dengan semuanya. Aku tak pernah diberi ruang untuk dimengerti oleh siapapun. Di mata mereka, akulah sosok egois tak berperasaan yang selalu salah ketika aku hanya sedikit saja menyuarakan isi hati.
Entah sampai kapan aku harus terus begini? Sampai kapan aku harus menanggung beban ini sendirian? Aku juga manusia, punya perasaan, dan aku juga ingin dimengerti.
Di manakah ruang untukku?
Aku ingin bisa mengungkapkan perasaanku tanpa dihakimi. Aku ingin bisa marah tanpa dicap sebagai orang yang egois. Aku ingin bisa menangis tanpa dibilang lemah. Aku ingin menjadi diriku sendiri tanpa harus selalu berpura-pura tegar.
Aku lelah menjadi orang yang selalu memahami. Aku ingin merasakan kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup ini, sama seperti orang lain. Aku ingin dicintai dan dihargai apa adanya.
Apakah itu terlalu banyak?
Aku harap suatu saat nanti, orang-orang di sekitarku akan mengerti perasaanku. Aku harap mereka akan memberiku ruang untuk menjadi diriku sendiri. Aku harap mereka akan belajar untuk memahami dan menghargai, seperti yang selama ini aku lakukan untuk mereka.
Aku tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi aku yakin, aku takkan selamanya terjebak dalam situasi ini. Aku akan terus berjuang untuk kebahagiaanku, dan aku takkan pernah menyerah.