Mohon tunggu...
THERESIA SRI RAHAYU
THERESIA SRI RAHAYU Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis

just an ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Guru Belajar Menulis

27 April 2023   20:03 Diperbarui: 27 April 2023   20:06 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru yang hebat adalah guru yang menginspirasi banyak orang, termasuk siswa, rekan guru, kepala sekolah dan pihak lainnya.  Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menginspirasi adalah menulis. Menulis banyak manfaatnya bagi guru, di antaranya: mengasah kecerdasan, membangun pola pikir, menjadi personal branding, mengembangkan relasi, meningkatkan karir bahkan mendatangkan penghasilan tambahan.

Namun, kenapa masih banyak guru yang belum menulis? Berikut ini adalah alasan guru belum menulis: belum menemukan ide, tidak ada inspirasi, malas, belum tahu cara menulis, tidak ada dukungan, tidak tahu mau menulis dari mana, banyak kesibukan sehingga tidak ada waktu, dll. Jika disimpulkan, sebenarnya alasan paling mendasar adalah karena menulis belum menyatu dengan jiwa guru, bahkan menulis masih dianggap sebagai beban. Padahal justru menulis itu meringankan beban.

Seorang guru perlu terlebih dahulu memahami tentang seluk beluk menulis agar tulisannya dapat menginspirasi banyak orang dan juga meringankan bebannya sendiri. Tata bahasa dasar, penataan wacana dan paragraf, tataran praktis wacana, dan ejaan merupakan contoh -- contoh pengetahuan yang dapat dipelajari pada tahap pertama.

Pada bagian tata bahasa dasar, kita dapat mempelajari tentang pemetaan gagasan, perangkaian kalimat, dan pemilihan kata serta peristilahan. Pemetaan gagasan dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah tool yaitu mind mapping. Manfaat membuat mind mapping adalah sebagai berikut: membantu memahami konsep baru, menemukan ide -- ide kreatif, membantu dalam melakukan presentasi, dan membantu dalam memudahkan perumusan masalah. Bagi penulis pemula, kita dapat membuat mind mapping secara manual di kertas terlebih dahulu, selanjutnya kita bisa membuat versi digital melalui alamat https://www.mindmup.com.

Mind map yang baik akan sangat berguna bagi seorang penulis ketika akan menyusun tulisannya secara terstruktur. Berikut ini adalah hal -- hal yang perlu diperhatikan untuk membuat mind map yang baik: gunakan penanda yang berbeda, tambahkan catatan kecil untuk memperjelas, jangan menulis memakai jargon, dan setiap kata yang ditulis harus mempunyai makna.

Pada bagian penataan wacana dan paragraf, kita dapat mempelajari tentang pengertian wacana, tataran praktis wacana, ejaan, dan jenis wacana. Seorang guru perlu memilki keterampilan dalam membedakan jenis wacana berdasarkan pengelompokannya. Berikut ini adalah pengelompokan jenis wacana dan contohnya:

  • Saluran            : wacana lisan dan tulisan
  • Sifat                 : fiksi dan non fiksi
  • Peserta             : monolog, dialog, dan polilog
  • Tanggapan       : transaksional dan interaksional
  • Pemaparan      : naratif, deskriptif, argumentatif, persuatif, hortatoris, dan prosedural
  • Fungsi             : ekspresif, fatis, informatif, estetis, dan direktif

Masing -- masing jenis wacana tersebut mempunyai kekhasannya masing -- masing. Hal inilah yang perlu dipahami oleh seorang guru ketika akan menulis. Guru harus menentukan jenis wacana terlebih dahulu agar sesuai dengan tujuan dan sasaran/target tulisannya.

Selain menentukan jenis wacana, pada tahap perencanaan guru juga dapat memilih jenis paragraf. Ada beberapa pengelompokkan jenis paragraf yang dapat dipilih yaitu: berdasarkan urutan, penalaran, ekspresi, dan formatnya. Jenis paragraf berdasarkan urutannya dibedakan menjadi paragraf pembuka, isi, dan penutup. Sedangkan jenis paragraf berdasarkan pernalarannya terdiri dari paragraf deduktif, induktif, gabungan, campuran, dan menyebar. Jenis paragraf berdasarkan ekspresinya terdiri dari paragraf narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Jenis pengelompokkan paragraf berikutnya adalah dari segi formatnya yaitu ada paragraf lurus dan bertakuk.

Pada tahap kedua, seorang guru harus mempelajari pengetahuan terkait ragam karya tulis ilmiah populer. Karya tulis ilmiah populer adalah karya tulis yang menyajikan data dan fakta namun disajikan dalam bahasa populer yang mudah dikenal dan dipahami oleh banyak orang. Ragam karya tulis ilmiah populer terdiri dari: artikel, opini, esai, dan khas.

Walaupun sama -- sama tergolong pada ragam karya tulis ilmiah populer, namun ada perbedaan utama antara artikel, opini, esai, dan khas. Perbedaan ini terletak pada tujuan dan pendekatan dalam mengungkapkan informasi atau pendapat. Artikel lebih fokus pada memberikan informasi yang akurat dan relevan, sementara esai dan opini lebih fokus pada menyampaikan pendapat pribadi penulis tentang suatu toopik tertentu. Sementara itu, khas lebih fokus pada cerita atau pengalaman yang terkait dengan topik tertentu dan bertujuan untuk membuat pembaca merasa tertarik atau terlibat dengan cerita tersebut.

Jika tahap pertama dan tahap kedua itu sudah dikuasai oleh seorang guru, maka guru tersebut pasti dapat menghasilkan sebuah tulisan jurnalistik dengan baik dan pada akhirnya, dapat menginspirasi banyak orang melalui tulisannya tersebut. Oleh karena itu, mulailah menulis sekarang dan menginspirasi banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun