Mohon tunggu...
Theresia sri rahayu
Theresia sri rahayu Mohon Tunggu... Guru - Bukan Guru Biasa

Menulis, menulis, dan menulislah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis Penjual Senja

9 April 2017   11:54 Diperbarui: 9 April 2017   19:30 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di kota kecil ini, ada sebuah taman yang sederhana. Sebenarnya, kurang tepat kalau dikatakan sebagai sebuah taman, karena di tempat ini hanya ada beberapa rumah payung yang beratap alang - alang. Untuk sekedar duduk - duduk santai, tersedia kursi panjang dari bambu yang melingkari rumah payung ini. 

Satu, dua, tiga, empat, dan lima. Ya, ada lima rumah payung yang masih berdiri tegak. Sedangkan dua lainnya sudah rusak. 

Hampir setiap sore, kira - kira pukul 16.30, aku mendatangi tempat itu. Letaknya agak jauh dari rumahku. Tetapi aku biasa berjalan kaki saja ke sana. Memang trayek angkutan tidak lewat ke sana. Satu - satunya moda transportasi yang bisa digunakan adalah sepeda motor. 

Usiaku yang terbilang senja, menguras tenaga yang cukup banyak hanya untuk mencapai tempat itu. Berbekal air minum kemasan dan sepotong roti yang aku beli di kios Bu Ice, cukuplah menambah tenaga. 

Aku mengambil posisi duduk di rumah payung nomor tiga. Setiap saat aku datang, rumah payung ini selalu kosong. Sedangkan, beberapa pengunjung lainnya memilih untuk bersantai di rumah payung yang lain. Selain nomor tiga.

Baguslah. Sejak pertama aku memang lebih suka duduk di sini. Sudut taman ini, mengarahkan pandanganku dengan bebas ke atap langit senja. 

Senja bagiku, bukan sekedar warna kuning keemasan yang biasa saja. Senja bagiku bagaikan sebuah lukisan berjuta kenangan yang telah terlewati. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun