Proses produksi dan konsumsi jurnalistik telah berubah seiring dengan perkembangan zaman. Walaupun begitu, ada pula bentuk konsekuensi atas perkembangan yang ada.
Perkembangan teknologi telah memberikan kita sebuah pengalaman baru. Salah satunya dalam dunia jurnalistik. Produksi dan konsumsi dalam dunia jurnalistik juga telah berkembang. Mulai dari produk media cetak hingga saat ini kita bisa menikmati produk jurnalistik yang berbentuk multimedia. Produk-produk tersebut disebabkan adanya perubahan gaya konsumsi audience terhadap suatu konten. Seperti, kehadiran internet yang menyajikan ragam berita sehingga audience hanya tinggal memilih berita yaang tersedia.
Jurnalis Benteng
Istilah jurnalisme benteng digunakan oleh BBC dalam mendefinisikan jurnalis yang memiliki pola kerja benteng atau hanya bertugas untuk mengalahkan jurnalis lainnya. Jurnalis benteng cenderung tidak dapat mengesankan banyak orang karena berfokus pada persaingan bukan pada apa yang diinginkan oleh audience.
Dalam dunia jurnalisme benteng, konten yang dikonsumsi dilakukan melalui TV atau program radio, majalah atau koran. Namun, di dunia jurnalisme internet, semua bentuk konten dapat diakses melalui satu platform yang membutuhkan koneksi internet. Dalam dunia jurnalisme internet, pengguna hanya perlu mengklik beberpa tulisan yang tertera untuk beralih dari satu set berita ke set berita berikutnya.
Perubahan bentuk konsumsi tersebut sebenarnya kurang dipahami oleh berbagai perusahaan berita. Mereka hanya berasumsi jika berita harus diproduksi sesuai dengan persyaratan berita. Padahal, di dunia internet, pengguna justru cenderung melihat keseluruhan informasi yang tersedia di situs web sebagai dunia berita mereka. Kemampuan semacam ini menunjukkan bagaimana pengguna sudah mampu memilih sendiri berita yang diinginkan daripada hanya menunggu berita apa yang akan mereka konsumsi.Â
Perubahan Bentuk ProduksiÂ
Perubahan bentuk produksi yang terjadi merupakan bentuk dari kehadiran jurnalisme multimedia. Saat ini kita dapat menikmati ragam produk jurnalistik yang memanfaatkan lebih dari dua media. Misalnya, dalam suatu set berita terdapat video, foto, teks atau bahkan infografis. Hal tersebut membuat jurnalis harus mampu memproduksi konten jurnalistik dengan berbagai macam kemampuan. Seperti, kemampuan menulis, video, fotografi hingga desain grafis. Dalam memproduksi konten jurnalisitik, jurnalis harus mampu:
- Â Jangan terlalu memprioritaskan teks tulisan. Tapi, priortitaskan bentuk visual dalam suatu produk jurnalistik.
- Â Jurnalis harus mampu memutuskan apa yang harus disertakan dalam satu produk jurnalistik atau dalam kata lain mampu menyederhanakan konten yang akan dibuat.
- Â Mampu mengambil perhatian visual para audience
- Â Tidak perlu mengguankan tingkat interaktivitas yang tinggi
- Â Buat konten yang menarik
"All sorts of fields of journalism - basically, anywhere you're going to have to keep on top of a lot of data that will be updated, regulary or not - will benefit for being able to analyse and dig  into that data, and present it in interesting ways." - Charles Arthur.
Salah satu contoh bentuk perubahan bentuk produksi dapat dilihat dalam ITV News, salah satu buletin berita nasional di Inggris. Pada tahun 2007, ITV News meluncurkan situs webnya dan memulai proses produksi yang baru. Misalnya, konten berita umum diproduksi oleh ITN ON sebagai divisi digital yang dikelola oleh tim-tim kaum muda yang bertugas dalam mengumpulkan konten dan mengedit video dan teks selama 24 jam. Konten tersebut kemudian disalurkan dalam jaringan ITV.com.Â
Konsekuensi Seorang Jurnalis