Oleh: Theresia Sesilia Novranselia Neni
Mahasiswa Semester VII - Fakultas Ekonomika dan Bisnis - Program Studi Manajemen -- UNWIRA KKN-PPM 2021
Dalam melakukan aktivitas, manusia tidak luput dengan namanya sampah. Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Peran serta masyarakat dalam penanganan memang sangat dibutuhkan. Sehingga perlu penanganan yang secara tersistematis, terstruktur dan berkelanjutan. Penanganan sampah secara konvensional yang telah diterapkan oleh masyarakat tidak bisa menghasilkan suatu solusi yang tepat, hal ini terbukti masih banyaknya volume sampah yang belum terkelola dengan baik.
Dalam merealisasikannya kadang terdapat beberapa kendala. Misalnya, yang dialami warga khususnya di lingkungan RT 026 / RW 006 Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo Kota Kupang yang biasanya warga mengolah sampah dengan cara dibakar atau membuangnya ke sembarang tempat. Kali ini warga diajak untuk mengelola sampah melalui kegiatan cegah, pilah dan olah. Kegiatan yang dilaksanakan secara semi daring ini warga dibimbing secara privat tentang bagaimana memilah sampah berdasarkan jenisnya dan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos.
Berangkat dari masalah tersebut, maka disini dibuatkan program kerja mengola sampah organik menjadi pupuk kompos. Program kerja tersebut ditujukan kepada masyarakat di sekitar lingkungan rumah RT 026 / RW 006 Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo Kota Kupang. Kegiatan Pengelolaan sampah dengan prinsip membuang sekaligus memanfaatkannya, artinya mengelola sampah sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari pengelolaan tersebut. Sumber sampah organik bisa didapatkan dari sampah rumah tangga. Dengan adanya pengolahan sampah maka lingkungan akan lebih bersih dan di sisi lain juga dapat menjadi salah satu sumber penghasilan warga.
Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang mudah terurai oleh alam (lingkungan). Biasanya sampah organik digunakan sebagai pupuk. Hasil pengolahan dari sampah organik ternyata laku dijual, artinya juga dapat menambah pendapatan masyarakat. Jika kita hendak menjual pupuk-pupuk organik kepada masyarakat maka pupuk yang dihasilkan harus yang berkhasiat tinggi.
Untuk menghasilkan pupuk sampah organik dapat dilakukan dengan metode menggunakan ember/tumbler, dalam metode ini kita hanya perlu memasukkan sisa organik hijau kedalam komposter secara berlapis, bergantian dengan material coklat dari bagian atas ember sehingga dapat menghasilkan pupuk sampah organik yang dapat dijual kepada masyarakat. Pengelolaan sampah organik ini mengurangi bau yang tidak sedap yang dihasilkan oleh sampah organik, misalnya sia sayuran dan buah-buahan atau nasi yang membusuk. Menjadikan bahan organik sebagai kompos juga dapat membantu, dan hasilnya dapat dinikmati sendiri dapat dijadikan sebagai pupuk bagi tanaman.
Material apa saja yang bisa dikompos?
Untuk mulai mengompos, kita perlu memperhatikan material apa saja yang bisa dikomposkan. Pada dasarnya semua sisa organik, atau yang berasal dari makhluk hidup bisa dikomposkan. Kunci mengompos adalah kehadiran mikroba. Supaya mikroba ini betah di komposter kita, jadi harus dipelihara. Jadi, mengompos atau apa saja yang dibutuhkan oleh mikroba?