Mohon tunggu...
Theresia Martini
Theresia Martini Mohon Tunggu... Lainnya - Pencinta Keheningan

Menulis adalah tantangan jiwa, mengalahkan diri, sejauh kaki terus melangkah ke depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Sayap Kasih Sang Ibu

3 Februari 2025   12:33 Diperbarui: 3 Februari 2025   12:33 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Sayap Kasih Sang Ibu kepada Anaknya(Sumber: Dokumen Pribadi) 

Puisi: Sayap Kasih Sang Ibu

Di balik awan kelabu
Mendesir deras angin menderu
Titik hujan bergelimpangan  tanpa ragu
Tak lagi mampu membungkam waktu terus melaju

Seekor induk burung hantu
Bertahan dalam dingin membeku
Mendekap erat sekumpulan burung kecil lucu
Bersembunyi di bawah bentang sayap tertutup bulu

Burung kecil menggigil beku
Diam tak bergerak meringkuk pilu
Sang induk setia melindungi mereka tak jemu
Tak lagi pedulikan tubuh kecilnya telah gemetar lesu

Gelegar suara petir berseru
Kerumunan rinai semakin memburu
Sang induk terdiam tetap sabar menunggu
Berganti dengan kehangatan mentari yang di rindu

Sayap kasih sang ibu
Tiada pernah berhenti berlalu
Menjaga sepenuh cinta tanpa merasa ragu
Tulus memberikan hidupnya hingga ujung waktu

Baca juga Puisi: Mengintip Bilik Senja 

@senimelipatluka, 3 Februari 2025

# Tulisan ke-8 Tahun 2025
# Puisi ke-7 Tahun 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun