Mohon tunggu...
Theresia Martini
Theresia Martini Mohon Tunggu... Lainnya - Pencinta Keheningan

Menulis adalah tantangan jiwa, mengalahkan diri, sejauh kaki terus melangkah ke depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Terkapar di Hamparan Sunyi

18 Januari 2025   21:28 Diperbarui: 19 Januari 2025   16:03 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi: Terkapar di Hamparan Sunyi

Di tepian telaga tua
senja menitipkan duka
pada sederet awan kelabu
membisik hening diam terpaku  

Jutaan lembar rinai
jatuh menyentuh bumi
terkapar di hamparan sunyi
menyibak tubuh sepi terlucuti

Baca juga: Kepingan Senja Merindu 

Dingin malam jalang
mendesak isak menerjang
merintih perih kian meradang
berteman pendar cahaya meremang

Gulita erat mencengkeram
kerlip bintang meredup suram
memagut jelaga menyelimuti malam
menghunus kerinduan jiwa membungkam

Baca juga: Mencumbu Cakrawala

Tiada lagi kidung rindu bertalu
terpahat sirna oleh raut pisau waktu
namun aku masih setia di sini menunggu
meski malam terhenti di ujung jalan yang bisu

@senimelipatluka, 18 Januari 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun