Mohon tunggu...
Theresia Martini
Theresia Martini Mohon Tunggu... Lainnya - Pencinta Keheningan

Menulis adalah tantangan jiwa, mengalahkan diri, sejauh kaki terus melangkah ke depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Menggelitik Hening

21 Desember 2024   05:04 Diperbarui: 23 Desember 2024   13:51 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Seseorang memeluk harapan yang hilang (Sumber: Pixabay.com)

Ketika pintu harap tertutup tanpa suara
mimpi tercipta pun lenyap seketika
gelap mengangkasa memenuhi amarta
menyelimuti luka  terkurung derita

Ketika pintu harap tertutup tanpa suara
desiran angin mendesir membisik kata
sejenak berpaling temukan arah berbeda
melepas dera yang kerap menyapa

Ketika pintu harap tertutup tanpa suara
lepaskan diri dari belenggu jiwa terlena
membenam kisah tanpa berteman tanya
menemui seberkas cahaya setia di sana

Ketika pintu harap tertutup tanpa suara
kepedihan dinding sepi melukis lara
menggelitik hening temukan makna
membiarkan beban jiwa terlepas lega

Ketika pintu harap tertutup tanpa suara
retakan mimpi mengaburkan cinta
jendela waktu rapi membungkus asa
menyematkan peluang di setiap masa

Ketika pintu harap tertutup tanpa suara
guntingan takdir melukis sederet cerita
merangkai guratan rasa yang terlupa
bahwa tersimpan harta di balik duka

@senimelipatluka, 21 Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun