Puisi: Menjilat Malam Sunyi Mengukir Rahasia Semesta AlamÂ
Lembutnya sapaan angin membelai bayang kelam
bulan pun asyik menggoda laut, membisik kata diam
kerlip bintang malu-malu, mendesak barisan awan hitam
Menjilat malam sunyi mengukir rahasia semesta alam
Ranting menggigil gemetar, memeluk dingin mengancam
pohon kekar merunduk sedih, menyimpan luka terpendam
desah lirih sang bayu, membungkam sepi teranyam diam
menjilat malam dalam gelap, menghapus kisah kelam
Dendang gemercik air, sampaikan salam kepada malam
berharap embun datang menghapus luka tertutup suram
di bawah pendar lampu, melukis kelam pada dunia tenggelam
menjilat malam habiskan waktu, menyesap sepi terbungkam
Siluet hitam membayang wajah merangkak bersembunyi
pendar cahaya bintang menggantung lelah, berpeluk elegi.
bisik lembut bayu meraba rindu, merangkul jendela hati
menjilat malam tertatih, memintal harap menguliti mimpi
Kabut berbaris lambat, menutup jalan lengang dan sunyi
ombak mendebur bernada pilu, memeluk pasir tersakiti
Embun menetes jatuh perlahan, menyentuh jiwa suci
menjilat malam menuang rindu pada sebilah bejana hati
Denting rinai berbisik, menyapa ramah kuntum wangi
awan menggulung resah, menutupi wajah langit berseri
Waktu terus berputar lesu, terperangkap jarum ambisi
menjilat malam terluka dalam lukisan jemari hati
@senimelipatluka, 10 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H