Mohon tunggu...
Theresia Martini
Theresia Martini Mohon Tunggu... Lainnya - Pencinta Keheningan

Menulis adalah tantangan jiwa, mengalahkan diri, sejauh kaki terus melangkah ke depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Menghempas Bibir Rindu Menguliti Malam Gulita

13 Oktober 2024   13:46 Diperbarui: 13 Oktober 2024   13:48 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Pixabay.com

Puisi: Menghempas Bibir Rindu Menguliti Malam Gulita

Padamu,
sempat aku menitipkan satu dompet rindu
berharap utuh terjaga dari rampasan sang waktu
hingga kehangatan pagi menyetubuhi sang fajar tanpa ragu

Tertegun,
jejak langkah menelanjangi mimpi kembali mengayun
terdengar denting rinai menetes lembut mengalun
melebur segala asa hadirkan tanya kian merimbun

Tiada menduga,
di celah dinding sepotong hatimu ada rindu baru meraba
tersusun begitu rapi pada deretan laci-laci cinta membara
hingga menghempas bibir rindu menguliti malam gulita

Dan kini walau dirimu tiada lagi bersama di sini
aku tak pernah jemu menghitung bintang di malam sunyi
mengukir setiap kenangan indah menghias tiap sudut hati
membiarkan ajal menjemput jiwa membingkai cinta sejati

@senimelipatluka, 13 Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun