Mohon tunggu...
Theresia Martini
Theresia Martini Mohon Tunggu... Lainnya - Pencinta Keheningan

Menulis adalah tantangan jiwa, mengalahkan diri, sejauh kaki terus melangkah ke depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Menggunting Malam Mengurai Benang Rindu

22 Juni 2024   09:54 Diperbarui: 22 Juni 2024   10:12 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: cdn.pixabay.com

Puisi: Menggunting Malam Mengurai Benang Rindu

Kunikmati bisik lembut angin malam, menyapa ramah di sudut hati
Menahan rindu terpasung pada palung, begitu menyiksa tiada henti
Kehadiranmu malam ini, melebur semua duka tersimpan begitu rapi
Luas membentang asa penuh harap, akan cintamu yang abadi

Pendar gita meremang syahdu, menghias indah kerlip cinta kita
Menerangi gelap sudut hati, yang tertutup kabut sejuta tanya
Telah sirna berganti bahagia rindu terpaut antara diriku dan dirimu
Berdua kita menguliti malam senyap dalam balutan cumbu rayu

Rangkaian bunga persembahanku di hari istimewamu waktu itu
Masih tertata rapi, tetap segar harum mewangi di hatiku
Meski sekian purnama kau pergi tanpa kata meninggalkan diriku
Namun kerinduan di hati terpupuk subur, tak akan pernah layu

Keindahan bibir merahmu, terus menari-nari menggoda jiwa
Meluruhkan seluruh tanya, tenggelam dalam netra tanpa kata
Hadirmu adalah lentera bagiku, mengusir gelap yang menjelaga
Denting gawai malam kita, merdu terdengar bagai nada cinta kita

Desir angin malam, bagai bisik manjamu begitu menerjang  
Mengajak berlari melepas jejak rindu tertahan tak menghilang
Indah garis lengkung bibir merahmu mengusir ragu membayang
Bersama kita melumat malam dalam kehangatan membentang


Cahaya gita tersenyum lembut, menyetubuhi gulita
Meleburkan seluruh duka dalam gelak canda mesra
Menggunting malam mengurai benang rindu tanpa batas
Membiarkan luapan rindu terus mengalir begitu deras

@senimelipatluka, 21 Juni 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun