Mohon tunggu...
Theresia Martini
Theresia Martini Mohon Tunggu... Lainnya - Pencinta Keheningan

Menulis adalah tantangan jiwa, mengalahkan diri, sejauh kaki terus melangkah ke depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nyanyian Jiwa Senada Rinai Gerimis

2 Juni 2024   12:31 Diperbarui: 2 Juni 2024   12:38 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyanyian Jiwa Senada Rinai Gerimis

Jiwa lelah meminta bagai pengemis
Luka mendera terasa perih teriris
Saat angan yang indah megah terlukis
Namun terimpit dalam sekat jiwa apatis

Raga kering terkurung salju atlantis
Bilur luka menghitam jelas bergaris
Jiwa merangkak tak lelah terus mengais
Tak lagi peduli wajah sinis begitu bengis

Awan gelap perlahan telah mengiris tipis
hadirkan diri menggelar tirai asri berlapis
Mengiringi nyanyian jiwa senada gerimis
Mengalun lembut bagai nada instrumemtalis

Dalam hening, gerimis berkejaran menitis
Melerai gundah menjelma warna indah ametis
Menyulam asa merajut panorama mimpi terkais
Mengganti sepi lengkapi decak kenangan manis

@senimelipatluka, 2 Juni 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun