Mohon tunggu...
Theresia Martini
Theresia Martini Mohon Tunggu... Guru - Pencinta Keheningan

Menyukai segala hal yang baru untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Kepedihan

25 Juli 2023   04:28 Diperbarui: 25 Juli 2023   04:31 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar pixabay.com


Secangkir Kepedihan

Malam, bolehkan aku mengeluh pilu?
Matamu begitu tajam melihat deritaku
Hingga aku terdiam dan terbungkam malu
Tercampak dan tertunduk dilalap rindu

Malam, lihat bibirku yang telah membeku
Terbiar membisu tak lagi mampu berseru
Menatap kepergiannya bersama kekasih baru
Membuat diriku menangis tersedu tanpa ragu

Malam, kau tahu besarnya rasa cinta ini
Semua tertanam subur dalam sanubari
Menghiasi setiap sudut ruang rindu kumiliki
Memberi kesejukan dalam jiwa setiap hari

Malam, kesejukan itu kini telah mengering
Sapaku terbiar kedinginan dalam hening
Nada rinduku baginya tak lagi penting
Karena cintanya kini telah berpaling

Malam, kau tahu semua yang kini kurasakan
Ijin kan aku menuangkan secangkir kepedihan
Biarkan diriku meluapkan segala kesakitan
Bersama kenangan menikmati kehampaan

Pangkal Pinang, 25 Juli 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun