Bicara tentang remaja, mungkin merupakan hal yang menarik dan sangat luas untuk di kupas dari banyak sisi terkait dengan proses perkembangan mereka. Banyak hal yang mereka lakukan diluar dugaan kita, sehingga terkadang membuat kita merasa lucu, bingung, dan bahkan jengkel atas sikap mereka tersebut.
Remaja, sebagai sosok yang sedang dalam proses bertumbuh dan berkembang, bak buah di atas pohon, mereka terus akan berproses untuk mencapai tingkat kematangan.
Hal inilah menjadi penyebab mereka memiliki labil, sehingga dalam berfikir, bersikap, bertindak dan berkata-kata terkadang belum sesuai dengan kebiasaan dalam kehidupan bersama dan bermasyarakat.
Dalam masa transisi ini, tentulah mereka tidak dapat dibiarkan berjalan sendirian tanpa pendampingan dan tuntunan dari para orang dewasa untuk memberikan teladan dan bimbingan sehingga mereka tidak salah dalam memilih arah atau jalan selanjutnya.
Sekalipun pada kenyataannya, tidak mudah kita mendampingi mereka dalam perjalanan proses tumbuh kembang mereka. Banyak hal yang kita lakukan atau kita sarankan, mereka tolak karena mereka merasa tidak sesuai dengan keinginan mereka. Lalu bagaimana dan apa yang harus kita lakukan untuk mereka?, haruskah kita menerima dan membiarkan saja segala kinginan mereka?
Remaja, dengan segala karakter yang mereka miliki tentu akan memberikan resiko besar apabila kita tinggalkan dan biarkan. Jangan sampai karena keegoan orang dewasa yang sudah merasa lelah dan bosan mendampingi mereka akhirnya masa depan mereka berantakan. Sangat disayangkan sekali jika hal ini terjadi, karena apa jadinya jika remaja-remaja yang kita harapkan dan bakal menjadi penerus mimpi kita, semua rusak dan tak terkendali?
Pada fase perkembangannya, remaja sangat mudah untuk dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Apabila semua remaja mendapatkan kesempatan untuk berada di lingkungan yang memberika pengaruh positif, maka akan terbentuklah remaja pewujud mimpi di masa depan sebagai penerus bangsa. Namun sayangnya tidak semua remaja berada dan dipengaruhi lingkungan yang positif, yang akhirnya membentuk mereka menjadi remaja yang kurang berkarakter dan cenderung nakal serta hidup bebas dengan asumsi yang negatif.
Melihat kondisi saat ini, secara kasat mata tentu kita bersama mengakui bahwa tingkat kenalan remaja kian hari kian meningkat dan bahkan menjadi suatu keresahan besar dalam masyarakat.
Kenakalan remaja kini jauh berbeda dengan kenalan remaja dahulu, dimana remaja dahulu melakukan kenalannya hanya sekedar untuk iseng. Sedangkan kenalan remaja saat ini, jika kita cermati seakan merupakan suatu kebiasaan yang harus dilakukan sebagai remaja kekinian yang harus mengikuti arus dan budaya bebas.Â
Sayangnya, budaya bebas yang mereka anut bukanlah budaya bebas bertanggungjawab melainkan sebaliknya, yaitu budaya bebas yang sama sekali tidak dapat dipertanggungjawabkan dari segi hukum sosial masyarakat maupun hukum agama.