Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Meski Tinggal di Jerman, tetapi Kami Merawat Orangtua Tidak di Panti Jompo

2 Juni 2024   06:52 Diperbarui: 3 Juni 2024   14:04 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi merawat orangtua (Pexels/Andrea Piacquadio)

Asuransi perawatan hari tua

Kami sejak mulai bekerja dan menandatangani kontrak kerja, gaji kami langsung dipotong untuk membayar asuransi pemeliharaan di hari tua. Asuransi ini namanya Pflegeversicherung. Bila kami tua nanti dan memerlukan perawatan, biaya perawatan hari tua ini ditanggung Asuransi.

Pengalaman merawat orang tua

Sejak kami menikah kami tinggal serumah dengan mertua. Rumah kami terdiri dari tiga lantai, lantai satu, dua dan ruang bawah tanah atau Keller.

Kami tinggal di lantai atas, mertua tinggal di bawah.

Kami sengaja tinggal bersama mertua karena memang sejak awal suami ingin merawat orang tua.

Ketika mertua masih sehat dan anak-anak kami masih kecil merekalah yang membantu kami menjaga anak-anak kami.

Tanpa mereka kami tidak bisa dengan tenang bekerja.

Saat ini setelah mereka tua dan memerlukan kami, kami ada. Anak-anak pun sudah dewasa dan tidak lagi tinggal di rumah kami.

Bapak mertua sudah lebih dulu meninggal dunia sebelum usia 80 tahun dan tidak memerlukan perawatan yang melelahkan.

Sedangkan oma, ibu dari suami meninggal pada usia 85 tahun.

Hampir dua tahun terakhir sebelum oma meninggal merupakan masa-masa sulit bagi kami.

Merawat orang tua memang benar-benar memerlukan kesabaran dan kekuatan jiwa dan raga.

Kami berdua yaitu saya dan suami harus saling menguatkan. Mengapa demikian? Merawat bayi semakin hari semakin mudah dan ringan, karena dengan bertambahnya usia anak- anak semakin mandiri.

Merawat orang tua semakin hari semakin sulit dan berat, karena semakin hari orang tua semakin lemah dan semakin tergantung pada pertolongan kita.

Untuk mendapatkan kekuatan itu kami berdua setiap malam berdoa. Doa kami, kami mohon kekuatan jiwa dan raga. Kami mohon cinta yang besar supaya kami berdua memiliki kesabaran dan cinta untuk merawat oma.

Pedoman kami dalam merawat orang tua kami yaitu: "Tidak ada kebahagiaan selain dicintai.“ Jadi kami berusaha untuk mengasihi oma.

Hal ini sungguh tidak mudah, tetapi kami sadari.

Misalnya oma sakit perut dan diare entah mengapa oma yang sudah agak bingung dan demenz itu tidak memakai pempers lagi. Karena hal tersebut seluruh tempat tidur menjadi kotor.

Pada saat saya melihatnya saya ingin menangis, oma kelihatan sedih dan takut. Mungkin takut saya marah. Akhirnya saya katakan "oma saya mau tolong oma tapi aku perlu kekuatan, aku doa dulu ya."

Oma yang tidak terlalu religius itu pun mengiyakan, berdoalah.

Saya keluar dari kamar oma sebentar menghela nafas dan berdoa. “Tuhan mohon cinta yang besar supaya saya mampu merawat oma dengan cinta.“

Anehnya saya punya kekuatan untuk membersihkan tempat tidur oma. Membuang semua seprei dan selimut yang kotor dan memandikan oma dengan suka cita. Aneh ajaib luar biasa kekuatan doa.

Selain itu kami minta pertolongan Caritas. Caritas merupakan salah satu lembaga sosial dari gereja Katholik yang salah satunya membantu dan mengorganisir pertolongan perawatan orang tua di rumah-rumah. Ada banyak jasa perawatan orang tua, tetapi kami memutuskan memilih Caritas.

Dari awal oma masih sehat kami telah meminta pertolongan Caritas. 

Pertolongan tersebut misalnya pertolongan suster yang datang seminggu dua kali untuk menolong oma mandi dan keramas.

Di Jerman yang suhu udaranya dingin tidak perlu setiap hari mandi, cukup seminggu dua kali.

Jadi suster datang untuk memandikan oma, keramas dan mengeringkan rambutnya setiap hari Selasa dan Kamis. Biaya perawatan suster yang datang dua minggu sekali ini ditanggung oleh asuransi perawatan hari tua,

Selain suster, asuransi perawatan hari tua membayar biaya orang yang membersihkan apartemen Oma. Jadi meskipun kami tinggal serumah, yang membersihkan rumah di lantai satu di mana oma tinggal seorang Putzfrau atau tukang pembersih.

Pertimbangan kami tidak mengirim oma ke Panti Jompo

1. Mahalnya ongkos panti Jompo

Meskipun kami sejak awal sudah membayar asuransi perawatan hari tua, tetapi belumlah cukup untuk membayar panti Jompo.

Dalam kenyataannya harga perawatan di panti Jompo di Jerman amat mahal. Harga perawatan di panti Jompo mulai 2.600 Euro atau sekitar 41.600.000 Rupiah perbulan. 

Besar kecilnya asuransi yang diterima tergantung tingkat perawatan yang diperlukan. Di Jerman dibagi menjadi 5 tingkatan harga perawatan.

Tingkat perawatan pertama asuransi membayar 125 Euro perbulan. Tingkat perawatan kedua 980 Euro, ketiga 1.472 Euro, tingkat perawatan keempat, 1.985 Euro. Tingkat perawatan kelima 2.215 Euro.

Jadi meskipun sudah ada asuransi perawatan hari tua, harga tinggal di panti jompo masih mahal dan belum menutup biaya perawatan di panti jompo.

Karena mahal tidak jarang, rumah yang dimiliki sebagai tanggungan biaya perawatan di panti Jompo.

Karena mahalnya ongkos perawatan inilah kami tidak menitipkan oma ke panti jompo. 

Meskipun demikian apabila seseorang memerlukan perawatan dan orang tersebut tidak memiliki anak dan pensiunnya tidak mencukupi, departemen sosial akan mencukupinya.

2. Tidak semua panti Jompo di Jerman memiliki perawatan dan pelayanan yang bagus

Saya pernah menulis di artikel saya yang lalu bahwa jarang orang mau menjadi perawat di rumah sakit atau panti Jompo.

Sebelum saya sibuk merawat ibu mertua dan sekarang ibu saya sendiri, sebulan sekali saya membantu di panti jompo sebagai sukarelawan.

Saya menjemput oma dan opa di panti Jompo dari kamar mereka untuk berkumpul di kapel untuk mengikuti perayaan misa dua kali sebulan.

Saya melihat sendiri bagaimana kekurangan tenaga kerja. Para oma dan opa tersebut banyak yang memerlukan perhatian khusus misalnya yang sederhana harus sering minum dan tidak cukup perawat yang memperhatikan hal tersebut.

Sehingga sering terjadi opa dan oma menjadi sakit karena kurang minum, misalnya.

Ada juga perawat yang terlalu banyak pekerjaan dan tanggung jawab karena kurangnya tenaga perawat dan akhirnya menjadi agresif dan tidak ramah.

Itulah sekelumit pengalaman kami, mengapa tidak mengirim oma yaitu ibu mertua dan saat ini ibu saya sendiri ke panti Jompo.

Menitipkan ke panti jompo sementara

Di Jerman, kami ada kesempatan untuk 4 minggu dalam setahun berlibur dan menitipkan orang tua ke panti Jompo gratis. Gratis karena biaya satu bulan menitipkan orang tua kita di panti Jompo ditanggung asuransi perawatan hari tua.

Saya juga menitipkan oma saat itu ke panti jompo sehingga kami dengan tenang berlibur dan pulang ke Indonesia.

Fasilitas ini bagus, karena merawat orang tua tidaklah ringan, perlu kadang-kadang menimba kekuatan lagi atau energi tanken.

Tetanggaku si Ute, harus mendapat perawatan psikologi setelah merawat bapaknya. Perawatan itu dia jalani setelah bapaknya meninggal.

Hal-hal yang memungkinkan merawat orang tua di rumah

Selain Caritas atau lembaga yang mengkoordinir suster dan perawat untuk perawatan di rumah juga karena suami sudah pensiun.

Semua itu mungkin karena suami sudah mulai pensiun jadi tinggal di rumah dan merawat ibunya sampai beliau meninggal.

Saat ini ibu saya yang berusia 86 tahun juga tinggal bersama kami.

Saya bersyukur Tuhan beri suami yang sabar merawat ibunya dan saat ini ibu saya.

Dalam hal kesabaran ini saya harus belajar banyak dari suami.

Menurut saya, saat ini kami merawat ibu saya, itu anugerah kami juga. Saya juga tidak pernah terpikirkan bahwa saya harus merawat ibu saya saat ini.

Sedangkan saya masih memiliki tiga adik di Indonesia. Saya yakin ini merupakan tugas kami. Kebetulan suami sudah pensiun dan ada waktu dan tenaga merawat ibu saya, sedangkan saya masih bekerja.

Seandainya ibu di Indonesia siapa yang merawat ibu saya? adik-adik semua sibuk bekerja.

Jadi menurut saya kita masing- masing memiliki tugas yang harus dikerjakan.

Tugas kami merawat ibu. Tuhan pasti tolong dan melengkapi segala kebutuhan untuk merawat ibu.

Jadi semua itu kehendak-Nya. Karena kehendak-Nya, kami berusaha merawat ibu dengan sebaik-baiknya.

Ibu dan adikku foto iin/Dok.Pri
Ibu dan adikku foto iin/Dok.Pri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun