Untung Natal hanya setahun sekali
Natal baru saja berlalu.  Lega....Untung Natal hanya setahun sekali, seandainya dua atau tiga kali pasti saya sudah pusing, ha ha ha. Kalau mau  jujur kesibukan mempersiapkan Natal melelahkan juga, meskipun indah dan menyenangkan.
Saat  anak- anak pulang, berkumpul bersama. Mengundang keluarga besar dan kumpul bersama.
Belum lagi ikut aktiv membantu di gereja. Baik itu di gereja Jerman di mana saya tinggal dan gereja Indonesia di Frankfurt.
Di gereja Jerman, ikut sibuk menghias  gereja dan Altar, latihan koor.
Di gereja Indonesia, selain menyiapkan misa sebagai kuster juga ikut membantu masak untuk pesta natal masyarakat Indonesia sesudah perayaan Misa Natal.
Ya, di pesta Natal Indonesia kami ibu- ibu masing- masing memasak satu masakan yang menunya sudah di bagi sebelumnya oleh panitia. Jadi lengkaplah kesibukan Natal kami.
Parahnya lagi saat- saat menjelang Natal saya tidak  boleh ambil libur.
Maklum saya Bekerja di suatu supermarket, sehingga di perusahaan kami berlaku Urlab Verbot menjelang Natal dan Paskah. Urlaub Verbot merupakan larangan mengambil libur di hari- hari sibuk menjelang hari besar.
Kejutan Hadiah Tanpa Nama dan Alamat Pengirim
Saat itu saya pulang dari menghias altar. Dengan riang saya perlihatkan foto- foto hasil rangkaian bunga. Suami bilang, In,ada paket untukmu. Paket? Dari siapa Pa? Suami bilang tidak tahu tidak ada nama dan alamat pengirim.
Aku buka pelan- pelan, saya tidak memesan dan membeli sesuatu online.
Suami ikut bantu membuka dan kegirangan. Oh...Vegan Praline....coklat- coklat kecil yang dipercantik dengan macam- macam rasa dan vegan yaitu tanpa produk hewani di dalamnya.