Petani dan pertanian di DietzenbachÂ
Kami tinggal di Dietzenbach, suatu kota kecil 15 kilometer dari kota Frankfurt. Â Daerah tempat tinggal kami bukan daerah pertanian, tetapi lebih sebagai daerah industri. Â Meskipun demikian masih ada satu dua petani di daerah kami.Â
Berikut saya ingin bercerita sedikit tentang petani di daerah kami.
Seperti di Indonesia, jumlah petani di Jerman juga semakin menyusut. Menurut sejarah dulu Jerman juga negri agraris tetapi saat ini tinggal 2 persen penduduknya sebagai petani. Â Tahun 1950 an masih 24 persen , Â bahkan menurut statistik tahun 2017, tinggal 1,4 persen penduduk Jerman berprofesi sebagai petani.
Tidak heran bila jumlah petani menyusut tajam sekali. Seperti di tanah air pekerjaan sebagai petani tidak atraktiv untuk orang muda saat ini.
Pekerjaan yang berat dan tidak mengenal hari libur merupakan salah satu penyebab ketidak atraktivan profesi sebagai petani ini.
Disconter atau supermarket yang menekan harga hasil pertanian semurah mungkin  menjadi salah satu penyebab semakin rendahnya pendapatan petani dan masih banyak penyebab lain lagi.
Bauer Knecht dan Bauer Kunz
Di  kampungku Dietzenbach seluas 21,67 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 34.517 jiwa. Dari jumlah penduduk dan luas kampung kami, hanya ada dua orang saja yang berprofesi sebagai petani.
Nama petani di kampungku tersebut Herr Knecht dan Herr Kunz.  Dua orang tersebut  yang memiliki profesi sebagai petani.
Herr Knecht terkenal dengan pertanian buah - buahannya, terutama Beeren. Kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia Beeren atau beri.Â
Buah- buah tersebut, misalnya Erbeer  atau stroberi , Hembeere atau frambos, Brombeere atau blackberry, Johannisbeer atau kismis, Stachelbeere atau gooseberry. Sedangkan Herr Kunz petani Asparagus atau Spargel.