Mengikuti Retret
Beberapa tahun lalu, saya mengikuti retret. Retret semacam seminar yang diadakan gereja. Peserta retret tersebut sebagian besar bapak- bapak dan ibu- ibu.
 Romo pembimbing retret  menanyakan pada peserta retret: "Doa apa yang dimohonkan untuk anak- anak?" Kami para peserta retret saling menjawab: "Mohon supaya, lancar studi, mendapat pekerjaan yang baik, hidup bahagia dan sejahtera dan lain sebagainya"
Romo pembimbing retret menjawab : "Semua benar dan baik, tetapi ada sesuatu yang penting lupa untuk dimintakan". Kami peserta retretpun saling menerka, apa yang lupa dimintakan.
Akhirnya dengan tenang dan dengan suara pelan, Romo pemimbing itu mengatakan : "Cinta, mohon supaya anak- anak memiliki cinta dan mampu mencintai".
Doa Mohon Supaya Anak- Anak Memiliki Cinta dan Mampu Mencintai
Sejak saat itu, kata- kata Romo ini ada dalam ingatan dan permenungan saya. Benar sekali kata Romo pembimbing retret, mohon supaya anak-anak mimiliki hati yang penuh kasih dan mampu mengasihi.
Sehebat- hebatnya manusia, setinggi apapun jabatan manusia tetapi tidak memiliki hati yang penuh kasih akan menjadi pemimpin yang kejam.
Seperti saat ini terjadi perang di Ukraina. Karena pemimpin yang hanya memikirkan kekuasaan atau Macht, peperangan dan pembunuhan bukan halangan untuk  memuaskan hatinya.
Sering sekali hati yang penuh kasih dipandang lemah dan Weiblich atau sifat wanita. Saya kira tidak, hati yang memiliki kasih juga bisa tegas dan disiplin, keras memegang prinsip- prinsip kebaikan yang diyakini.
Sebaliknya, Presiden  kita Jokowi, beliau pemimpin yang memiliki Cinta. Beliau  contoh yang jelas, pemimpin yang memiliki cinta dalam hatinya, tidak diragukan lagi. Cinta pada Negri, rakyat dan keluarganya, terasa sekali.