Rumput yang hijau segar penyebab tagihan yang segar pula
Dua puluh tahun lalu saat bapak mertua belum meninggal pernah terkaget-kaget menerima tagihan air ledeng yang lebih dari 1000 DM waktu itu atau lebih kurang 500 euro. Kalau dirupiahkan sekitar 8 juta rupiah.Â
Setelah diingat-ingat kembali ternyata saat musim panas dimana hampir tidak ada hujan, bapak mertua menyiram halaman rumah kami yang berupa hamparan rumput dengan air ledeng setiap hari. Tentu saja hasilnya halaman rumput kami hijau segar seluas 850 meter persegi, tidak kuning meranggas.Â
Orang Jerman bilang "Saftige Rassen, saftige Rechnungen". Kalau diterjemahkan bebas, rumput yang segar menyebabkan tagihan yang segar pula.
Sejak itu kami kapok dan tidak lagi menyiram rumput kami meskipun tidak ada hujan dan rumput menjadi kuning meranggas, sedih memang, tetapi kami tidak mau membayar tagihan air yang tinggi.Â
Sejak saat itu kami mulai berpikir nanti kalau genting rumah kami diganti kami akan sekalian membuat penampungan air hujan. Air hujan ini kami tampung dan kami gunakan untuk menyiram tanaman dan halaman rumput rumah kami.
Menghemat biaya penggunaan air dan pembuangan air.
Di Jerman, selain kami membayar air minum yang berarti membayar biaya air yang kami gunakan sehari-hari juga membayar Abwaser gebueren atau biaya air limbah dan air hujan yang masuk ke gorong- gorong.
Jadi air yang kita buang kedalam gorong-gorong termasuk air hujan yang jatuh di atas atap dan halaman rumah kita. Semakin luas halaman rumah kita yang tertutup dengan semen semakin mahal Abwasergebueren.
Jadi dengan menampung air hujan, kami tidak hanya menghemat biaya air masuk, biaya pembuangan air dan mencintai lingkungan dengan menggunakan air hujan yang berlimpah dan gratis.