Beberapa waktu lalu aku mengunjungi Miming temanku yang tinggal di Aschaffenburg. Aschaffenburg terletak di negara bagian Bayern atau Bavaria. Terletak 40 Kilometer dari kota Frankfurt.
Kota Aschaffenburg kota yang cantik di pinggir sungai Main. Semakin indah dengan Kastilnya yang menawan.
Sambil cerita-cerita kami jalan-jalan di pinggir sungai Main menikmati indahnya kota Aschavenburg di musim Semi.
Pada saat kami jalan-jalan di antara perkebunan anggur di pinggir sungai Main, mataku tertuju pada papan tulisan dengan bahasa Jerman dan Turki. Isi tulisan itu adalah larangan orang-orang supaya tidak memetik daun anggur.
Menarik sekali mengapa dalam bahasa turki. Temanku Miming bercerita, sebelum tulisan ini dipasang, setiap musim semi dimana pucuk -pucuk daun anggur mulai tumbuh, selalu habis dipetiki orang. Trus siapa yang memetik? Temanku tertawa....habis...siapa lagi Iin ya mereka yang memiliki makanan lezat yang menggunakan daun anggur.Â
Dari sini aku punya ide untuk memasak rendang daun anggur. Karena tekstur daun anggur mirip sekali dengan daun singkong, rasanya mirip juga cuma ada sedikit asam. Tetapi tidak masalah toh rendang sarat bumbu jadi rasa sedikit asamnya bisa tertutupi yang penting kalau digigit sambil memejamkan mata...rasanya mirip banget daun singkong.
Beruntung di kebun, kami memiliki  beberapa pohon anggur yang sudah lumayan besar. Dari daunnya cukuplah untuk memasak rendang sehingga tidak perlu mencuri dari perkebunan anggur. Nanti bisa-bisa plakat larangannya tambah bahasa satu lagi, bahasa Indonesia, ha..ha..
Berikut ini rendang anggur yang akhirnya menjadi rendang kesukaan keluarga, di musim semi.
500 gram daun anggurÂ
500 gram daging sapi berlemak dipotong dadu
10 siung bawang putih