Pendahuluan
Dalam bidang wawancara investigatif, keandalan dan kelengkapan informasi yang diperoleh dari saksi dan korban sangatlah penting. Selama bertahun-tahun, metode wawancara tradisional sering kali gagal dalam menggali memori yang akurat dari narasumber. Kesenjangan ini mendorong para peneliti, Ronald P. Fisher dan R. Edward Geiselman, untuk mengembangkan teknik revolusioner yang dikenal sebagai Wawancara Kognitif (CI) pada tahun 1992. Artikel ini membahas secara rinci tentang Wawancara Kognitif dengan mengeksplorasi pertanyaan utama: siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana (5W1H) terkait dengan teknik peningkatan memori ini.
Siapa yang Mengembangkan Wawancara Kognitif?
Ronald P. Fisher dan R. Edward Geiselman
Wawancara Kognitif dikembangkan oleh dua psikolog terkemuka, Ronald P. Fisher dan R. Edward Geiselman, pada awal 1990-an. Fisher, seorang profesor di Florida International University, dan Geiselman, seorang profesor di University of California, Los Angeles, menggabungkan keahlian mereka yang luas dalam bidang psikologi dan penelitian memori untuk mengatasi keterbatasan metode wawancara tradisional. Kolaborasi mereka bertujuan untuk menciptakan metode yang dapat memaksimalkan jumlah informasi akurat yang diperoleh dari saksi dan korban selama wawancara investigatif.
Apa itu Wawancara Kognitif?
Teknik Peningkatan Memori yang Revolusioner
Wawancara Kognitif (CI) adalah metode wawancara terstruktur yang dirancang untuk meningkatkan akurasi dan jumlah informasi yang diperoleh dari saksi dan korban. Metode ini didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi kognitif, terutama yang berfokus pada proses pengambilan memori. Teknik CI melibatkan serangkaian langkah dan strategi yang dirancang dengan cermat untuk membantu narasumber mengingat kembali memori secara rinci dengan mengembalikan konteks psikologis dan lingkungan di mana peristiwa terjadi.
Di Mana Wawancara Kognitif Digunakan?
Penegakan Hukum dan Lainnya
Aplikasi utama dari Wawancara Kognitif adalah dalam penegakan hukum, di mana metode ini digunakan untuk mewawancarai saksi dan korban kejahatan. Petugas polisi, detektif, dan profesional investigatif lainnya dilatih dalam teknik CI untuk meningkatkan kualitas informasi yang mereka kumpulkan selama wawancara. Namun, prinsip-prinsip Wawancara Kognitif juga diterapkan dalam bidang lain, seperti psikologi klinis, intelijen militer, dan bahkan dalam penelitian sejarah, di mana pengingatan yang akurat tentang peristiwa masa lalu sangat penting.