Mohon tunggu...
Theresia Lela
Theresia Lela Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi

Mahasiswi aktif di Universitas Nusa Cendana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merantaulah agar Kamu Tahu Apa Itu Rindu "Kisah di Tanah Rencong"

24 Juli 2024   20:55 Diperbarui: 24 Juli 2024   21:20 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta PMM4 INBOUND Universitas Samudra/dokpri

Perkenalkan nama saya Rafli Cahyadi Putra mahasiswa dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa angkatan 2022 jurusan Teknik Mesin.


Kisah ini berawal dari acara di kampus asal yaitu LKMM (Latihan Keterampilan Mahasiswa Mesin) dimana ada salah satu pemateri bernama Muhamad Akbar Nugraha salah satu kakak tingkat angkatan 2020 yang menceritakan tentang pengalamannya mengikuti PMM 2 di Universitas Negeri Medan. Sebelumnya saya tidak pernah mendengar ataupun mengetahui apa itu PMM?. Setelah kak Akbar menceritakan bahwasanya PMM adalah salah satu program MBKM yang dinaungi oleh Kemendikbud. Kak Akbar menceritakan pengalamannya disana bersama 2 teman seangkatannya yang mengikuti PMM bersama. Kak Akbar menjelaskan manfaat apa saja yang didapat ketika mengikuti PMM ini yaitu tiket pesawat gratis pp, mendapatkan uang saku perbulan, konversi sks sebanyak 20 sks, dan mendatangi tempat-tempat wisata dan lain-lain.

Saya disitu langsung tertarik dengan program PMM ini. Setelah selesai acara LKMM ini, saya dirumah langsung mencari informasi terkait program PMM ini, setelah sudah mendapatkan informasi perihal pendaftaran PMM 4, saya menawarkan beberapa teman saya agar bisa mendaftar bersama, dari sekian banyak teman yang saya ajak, saya berhasil mengajak 3 teman angkatan saya yang bernama Nadhif, Erlan dan Wisnu. Kami berempat mendaftar dan menyiapkan berkas bersama dikosan Erlan yang jaraknya tidak jauh dari kampus.

Sayangnya, kami mendaftar ketika H-3 ketika pendaftaran ingin ditutup, jadi pilihan Univ yang tersedia kuotanya pun hanya sedikit. Setelah mempertimbangkan Univ yang masih banyak kuotanya akhirnya kami memutuskan untuk memilih PT. Penerima yaitu Universitas Samudra di urutan pertama, dikarenakan mata kuliah yang sama pada Univ asal kami di semester 4 itu banyak yang sama.

Singkat cerita diterimalah kami berempat di Universitas Samudra sebagai tempat kami menimba ilmu pertama kalinya diluar pulau Jawa.


Mengikuti program pertukaran mahasiswa di Universitas Samudra merupakan pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan. Saya mendapat kesempatan untuk belajar, beradaptasi, dan mengeksplorasi budaya yang begitu kaya dan unik. Selama program berlangsung, saya tinggal bersama 8 mahasiswa PMM 4 juga di kosan yang berisikan 4 kamar (1 kamar untuk 2 orang). Bapak kos dan ibu kos kami sangat ramah dan penuh perhatian. Mereka memperkenalkan kepada kami berbagai tradisi lokal, mulai dari cara berpakaian hingga adat istiadat. Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika kami 63 mahasiswa PMM 4 Universitas Samudra diundang untuk menghadiri acara expo atau pameran karya dari setiap jurusan di Universitas Samudra, buka puasa bersama dengan seluruh civitas akademik Universitas Samudra ketika bulan ramadhan, halal bi halal di rumah rektor Universitas Samudra ketika hari raya idul fitri, mengikuti acara funwalk dies natalis Universitas Samudra yang ke-11 tahun dan masih banyak acara yang lainnya. Saya sangat kagum dengan ramahnya masyarakat kota Langsa, keindahan pakaian adat, tarian, dan musik yang dimainkan selama acara berlangsung.

Di kampus, saya berinteraksi dengan banyak teman baru yang berasal dari berbagai latar belakang. Kami sering berdiskusi tentang perbedaan dan persamaan budaya kami, yang membuka wawasan saya tentang keberagaman di Indonesia


Sebelumnya, saya merupakan ketua kelompok modul nusantara dari kelompok "Seumantok" yang beranggotakan 21 orang dibawah naungan dosen modul nusantara yang bernama Ir. Arisna Fauzia S.T., M.T. dan LO Muhammad Istiqlal. Dosen dan LO yang sangat baik dan selalu menuntun saya ketika menjadi ketua kelompok. Nama kelompok kami memiliki arti kayu khas masyarakat Aceh yang sudah dipercaya hingga 100 tahun lebih karna kokohnya meskipun dulu pernah diterjang tsunami 2004.

Selama modul nusantara minggu ke-1 sampai 9 kami melakukannya di Kota Langsa, untuk modul minggu ke-10 sampai 16 kami lakukan di kota Banda Aceh dan kota Sabang. Perjalanan dari kota Langsa menuju kota Banda Aceh menggunakan bus sekitar 12 jam, lalu dari kota Banda Aceh ke kota Sabang memakan waktu 2 jam menggunakan kapal. Selama saya hidup baru kali ini melakukan perjalanan yang sangat lama dan menyenangkan, dan juga baru pertama kali merasakan naik pesawat ketika berangkat dan pulang, naik kapal ferry ketika pergi ke Sabang, dan naik speedboat sebelum snorkeling di Pulau Rubiah, lebih tepatnya di Pantai Iboih.

Tidak hanya itu, saya juga berkesempatan untuk mengunjungi banyak tempat wisata di Aceh, salah satunya adalah Tugu 0 Kilometer Sabang, Masjid Raya Baiturrahman, sebuah masjid yang megah dan penuh sejarah, dan sya juga mengunjungi Museum Tsunami Aceh, yang memberikan pemahaman mendalam tentang bencana tsunami tahun 2004 dan bagaimana masyarakat Aceh bangkit kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun