Mohon tunggu...
Theresa Lidya  Rosliana
Theresa Lidya Rosliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - profil

An Indonesian Student

Selanjutnya

Tutup

Money

Nasib Monorel Jakarta

30 Juli 2021   14:28 Diperbarui: 30 Juli 2021   14:55 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pembangunan proyek monorel yang melintang sepanjang jalanan Jakarta diresmikan oleh Megawati Soekarno Putri selaku presiden kala itu dan pertama kali berjalan pada tahun 2004. Proyek besar ini ditangani oleh konsorsium PT Jakarta Monorail dan Omnico Singapura. Pembangunan dimulai pada era Gubernur Sutiyoso dan mulanya dipegang oleh PT Adhi Karya. Rencananya akan terdapat 14 tempat pemberhentian. Pemerintah memperkirakan proyek monorel ini memakan nilai investasi US$ 670 juta. Sekitar US$ 475 juta dana proyek ini dipinjam dari luar negeri. Namun, proyek tersebut mangkrak.


Sejak 2007, gubernur DKI Jakarta saat itu, Fauzi Bowo lantas menghentikan proyek tersebut. Namun, gubernur selanjutnya, Joko Widodo, menghidupkan lagi proyek kereta layangini dan melakukan peletakan batu pertama pada Oktober 2013. Jokowi menamakannya Jakarta Eco Transport (JET). Proyek masih diserahkan kepada PT Jakarta Monorail. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah DKI saat itu, Heru Budi Hartono, mengatakan kontraktor berjanji memenuhi kewajibannya dalam waktu 60 hari. Karena itulah, Jokowi mau melakukan ground breaking. Nyatanya, itu semua hanya janji tanpa bukti.


Pada masa pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta pada masa itu, Saefullah, meminta agar tiang monorel yang mangkrak untuk dibongkar. Menurutnya, tiang-tiang tersebut dibangun tanpa menggunakan dana dari APBD ataupun APBN. Dengan demikian, pembongkaran tidak akan merugikan negara. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan memperkirakan harga ke-90 tiang pancang di sepanjang Jalan Asia Afrika hingga Jalan HR Rasuna Said yang harus dibayarkan PT JM sebesar 14,8 juta dollar AS. Tidak puas dengan taksiran BPKP, akhirnya PT Adhi Karya dengan Ortus Holdings berkerja sama menyewa KJPP Ami Nirwan Alfiantori (ANA). Karena masih belum puas, kedua belah pihak bertemu pada Januari 2013 dan menyepakati harga fondasi dan tiang pancang seharga Rp 190 miliar. Direktur Utama PT Jakarta Monorail, Sukmawati Syukur mengatakan bahwa tiang-tiang monorel tersebut sudah disita oleh PT Adhi Karya. Dengan demikian, yang memiliki kewajiban untuk melakukan pembongkaran adalah PT Adhi Karya.


Kini, pembangunan proyek monorel Jakarta menyisakan tiang pancang yang mengganggu lalu lintas di ibu kota, menyebabkan kecelakaan, bahkan sejumlah besi penyanggah dicuri oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Seperti kasus tewasnya seorang pengendara motor pada September 2020 lalu yang menabrak tiang monorel di depan Hotel JS Luwansa, Jakarta. Dilanjutkan dengan video yang viral di media sosial pada Sabtu, 17 Juli 2021. Dalam video tersebut terekam jelas pencurian besi tiang monorel yang dilakukan di Kuningan, Jakarta. Pelaku menggondol besi dengan santai walaupun banyak kendaraan berlalu lalang. Disebutkan komplotan pencuri itu berjumlah 3 orang. Diduga pencuri berhasil membabat 6 besi pada tiang pilar monorel yang terabai.


PT Adhi Karya sebagai pemilik aset tiang-tiang proyek monorel menyebut sejauh ini tidak ada perintah legal atas penanganan tiang-tiang monorel yang mangkrak. Setya Brata selaku Direktur Operasi II PT Adhi Karya (Persero) Tbk berpendapat bahwa tiang-tiang monorel lebih baik dipergunakan untuk hal lain. Ide yang sedang dipertimbangkan adalah menjadikan tiang-tiang ini sebagai skywalk atau lebih dikenal dengan jalur pejalan kaki. Rencananya, stasiun LRT yang berada satu kawasan dengan tiang-tiang monorel akan dihubungkan dengan skywalk tersebut. Diharapkan dengan adanya akses pejalan kaki tersebut, begitu pengguna LRT Jabodebek turun di stasiun bisa menuju ke gedung-gedung sekitar dengan mudah. Namun, hal tersebut baru konsep dasar pembangunan skywalk. Soal besaran biaya yang dibutuhkan belum diketahui angkanya.

Namun hingga kini, tiang monorel tetap berdiri tanpa fungsi. Apakah untuk menambah estetika jalanan Jakarta? Jelas tidak. Walaupun demikian, tidak sepantasnya ada oknum yang melakukan tindak kriminal mencuri besi monorel. Atau dapatkah kasus pencurian ini dikaitkan menjadi teguran bagi pemerintah yang kerap kali kurang aware terhadap proyek-proyek mangkrak?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun