Mohon tunggu...
Ferry_Darmin
Ferry_Darmin Mohon Tunggu... Lainnya - Fakultas Teologi, Program Studi Filsafat Keilahian, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Tidak Semua Hal Harus Dikatakan tetapi Harus Dimengerti

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suara Minor Dari Ufuk Timur

20 November 2024   11:46 Diperbarui: 20 November 2024   11:52 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ufuk timur, keluh suara minor berdendang,
Melodi yang meratap dalam gelap yang memayam.
Gemuruh hati yang terabaikan dalam sunyi,
diantara pepohonan yang menangis tanpa henti.

Angin bertiup membawa cerita pilu,
menghembuskan rindu yang tak terucap.
Sinar mentari terbit, menyapu kesepian,
Namun luka dalam tetap tergores tanpa henti.

Diufuk timur, cahaya redup menyala,
menyinari langit yang hampir menyerah.
Namun dalam hati, kegelapan masih bersemayam,
menghantui jiwa yang terluka dalam kesendirian.

Keluh suara minor merintih lembut,
Mencoba menyuarakan derita yang terpendam.
di ufuk timur yang sunyi dan terlupakan,
hanya ada kesedihan yang menari di sepanjang senja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun