Mohon tunggu...
Ferry_Darmin
Ferry_Darmin Mohon Tunggu... Lainnya - Fakultas Teologi, Program Studi Filsafat Keilahian, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Tidak Semua Hal Harus Dikatakan tetapi Harus Dimengerti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Falsafah Orang Riung: "Inung Wae Riung Lemong S'dentot" dalam Konsepsi Cinta Jalaluddin Rumi

16 Juni 2023   17:03 Diperbarui: 16 Juni 2023   17:11 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebudayaan orang Riung di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan pemikiran Jalaluddin Rumi tentang konsepsi Cinta kasih memang memiliki perbedaan yang cukup signifikan yang mana konteks budaya dari keduanya sangat berbeda. Tetapi, menurut kajian penulis terdapat juga nilai-nilai yang sama dari falsafah Inung Wae Riung Lemong S'dentot dan cinta kasih menurut Jalaluddin Rumi.  Berikut adalah perbandingan antara budaya orang Riung NTT dengan pemikiran Jalal ad-Din Rumi.

 Falsafah Inung Wae Riung Lemong S'dentot sangat menekankan pentingnya persaudaraan dan hubungan dalam masyarakat. Konsep persaudaraan ini mungkin sejalan dengan pemahaman Rumi tentang cinta kasih sebagai kekuatan yang menghubungkan semua manusia sebagai bagian dari kesatuan yang lebih besar. Sama seperti pemikiran Rumi yang menekankan pentingnya cinta kasih sebagai jalan menuju persatuan dengan Tuhan, Falsafah Inung Wae Riung Lemong S'dentot juga memiliki nilai-nilai cinta kasih dan persaudaraan yang kuat. Falsafah Inung Wae Riung Lemong S'dentot menekankan pentingnya menjaga hubungan yang harmonis antara anggota keluarga, kerabat, dan komunitas. Konsep persatuan dan saling menyayangi dalam Falsafah Inung Wae Riung Lemong S'dentot juga serupa dengan pemikiran Rumi tentang persatuan persaudaraan hidup bersama. Falsafah Inung Wae Riung Lemong S'dentot memiliki tradisi spiritual yang kaya, terkait dengan keyakinan mereka terhadap roh leluhur, kekuatan alam, dan hubungan mereka dengan alam semesta. Pemikiran Rumi juga sangat terkait dengan spiritualitas, di mana ia mendorong pencarian makna dan penemuan diri melalui cinta kasih, meditasi, dan pengalaman spiritual.

D. Kritik

 Falsafah Inung Wae Riung Lemong S'dentot merupakan falsafah lisan yang diwariskan oleh nenek moyang. Ada sebuah harapan untuk diwariskan secara turun temurun dari generasi sebelumnya ke generasi berikutnya. Menjadi kendala apabila falsafah ini tidak diteruskan ke generasi berikutnya. Mengingat falsafah ini hanya diwariskan secara lisan. Oleh karena itu sebaiknya falsafah ini tidak hanya diwariskan dalam bentuk lisan tetapi juga dalam bentuk tulisan. Hal ini bertujuan agar generasi berikutnya dapat mempelajari sendiri tanpa harus mendengarkan secara lisan.

Falsafah Inung Wae Riung Lemong S'dentot juga sering diartikan secara dangkal dan dianggap tidak modern serta kuno. Hal ini dilihat dari keluhan-keluhan para pengunjung, yang merasa bahwa ada banyak tingkah laku anak muda maupun orang tua yang sedikit tidak baik. Misalnya, ketika bertemu mereka tidak memberikan senyuman, jika para pengunjung kesulitan dalam menemukan jalan menuju salah satu tempat wisata, banyak dari mereka yang jahil dengan menunjukan tempat yang berbeda bahkan ada yang jika ditanya malah diam dan cuek. Banyak anak muda yang ditemukan mabuk-mabukan di jalan. Sehingga bagi mereka arti dari ungkapan Inung Wae Riung Lemong S'dentot itu sudah tidak berlaku bagi masyarakat Riung saat ini.

Daftar Pustaka

 1. Buku:

Djajasudarma, 2009, Semantik 1 Makna Leksikal Dan Gramatikal, (Refika Aditama:Bandung)

Bagir, Haidar, 2015, Belajar Hidup dari Rumi,Serpihan-Serpihan Puisi Penerang Jiwa, Bandung: Mizn,cet kedua

Rumi, Jalaluddin, 2001, Yang Mengenal Dirinya Yang Mengenal Tuhannya, AforismeAforisme Sufistik Jalaluddin Rumi, Signs off The Unseen: The Discourses of Jalaluddin Rumi, Bandung:Pustaka Hidyah, cet kedua

Rumi, Jalaluddin, 2015, Fihi-Ma-Fihi: Mengarungi Samudera Kebijaksanaan diterjemahkan dari bahasa Arab Kitab Fihi Ma Fihi: Ahadits Maulana jalal al-Din al-Rumi, Syair al-Shufiyyah al-Akbar, Yogyakarta: Forum

Rumi, Jalaluddin, Masnawi, Senandung cinta abadi Jalaluddin Rumi (Yogyakarta: RausyanFikr Institute)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun