Mohon tunggu...
therealkhana
therealkhana Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis menyenangkan diri sendiri dan bermanfaat bagi orang lain

Seorang Penulis Buku Solo "Fika", "Tantangan Menjadi Orang Tua di Masa Pandemi", dan buku puisi "Bulan di Langit Biru"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Metode Penambangan Timah di Negara Produsen Timah Kedua Terbesar di Dunia

30 Maret 2024   13:50 Diperbarui: 30 Maret 2024   14:01 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.pexels.com/Tom Fisk 

Penambangan timah menjadi sektor andalan sebagai sumber pemasukan bagi masyarakat Bangka Belitung.  Sebagai penghasil timah terbesar di tanah air, produksi timah yang dihasilkan Bangka Belitung mencapai 90 persen dari total produksi timah di Indonesia. Selain Bangka Belitung, beberapa daerah lain yang juga dikenal sebagai produsen timah adalah Kepulauan Riau, Riau, serta Kalimantan Barat. Sebagai salah satu komiditas unggulan, kita perlu tahu terlebih dahulu seperti apa sebenarnya timah itu dan mengapa timah banyak diburu masyarakat dunia. Kemudian, bagaimana metode penambangan timah, khususnya yang ada di Bangka Belitung?

Timah merupakan hasil bumi yang berupa logam berwarna putih keperakan. Timah bersifat sangat ringan dan mudah meleleh. Termasuk logam berharga, timah biasa dimanfaatkan sebagai campuran untuk kemudian menghasilkan produk lainnya. Pada umumnya, timah digunakan sebagai bahan pembungkus makanan, campuran amalgam tambal gigi sebagai pengganti air raksa (Hg), campuran pada stick golf dan amunisi, penutup botol, sebagai lapisan penghambat api pada produk kabel listrik dan peralatan rumah tangga, bola lampu, dan lain-lain.

Indonesia merupakan negara penghasil timah terbesar kedua setelah China. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki cadangan timah dengan total mencapai 800.000 ton atau 17 persen dari total cadangan dunia sebesar 4,74 juta ton. Sementara itu, China memiliki cadangan timah sebesar 23 persen dan Brazil memiliki cadangan timah sebesar 15 persen dari total cadangan dunia. Di Bangka Belitung sendiri, tambanag timah tersebar di berbagai daerah, antara lain Bangka, Belitung, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, dan Pangkalpinang. Terdapat dua metode penambangan timah, yaitu penambangan di darat dan di laut.

Penambangan di Darat

Merupakan metode penambangan timah yang dilakukan di daratan dengan cara pengikisan atau pengelupasan lapisan tanah menggunakan alat berat. Hasil yang diperoleh dari penambangan adalah biji-biji timah. Dalam proses penambangan ini dibutuhkan sumber daya air dalam jumlah yang relatif besar. Biasanya kita bisa melihat hasil pengerukan yang terjadi di darat dalam ukuran besar dan dalam, yang biasa disebut kolong. Terdapat dua metode penambangan darat yang biasa dilakukan, yaitu Open Mining dan Borehole Mining (BHM). Pada metode Open Mining, proses penambangan dilakukan dengan menggunakan metode pompa semprot (gravel trump). Operasional pertambangan ini dijalankan sesuai pedoman atau prosedur penambangan yang baik (Good Mining Practices). Sedangkan, pada penambangan dengan metode BHM, meskipun merupakan metode penambangan yang relatif baru, tetapi metode penambangan ini dikenarai menjadi solusi penambangan yang ramah lingkungan. Penambangan dilakukan dengan menggunakan sistem penambangan semprot dibawah tanah (sub-surface hydrolic mining).

Penambangan di Laut

Merupakan metode penambangan yang dilakukan di lepas pantai. Penambangan dilakukan dengan menggunakan kapal keruk atau kapal isap produksi. Kapal keruk merupakan alat yang menyerupai mangkuk yang beroperasi mulai dari kedalaman gali 15 sampai dengan 50 meter di bawah permukaan laut dengan kemampuan gali mencapai lebih dari 3,5 juta meter kubik material setiap bulannya. Sementara itu, kapal isap produksi memiliki sistem yang dapat menyedot material lepas. Kedalaman gali pada kapal isap produksi juga mencapai 50 meter di bawah permukaan laut.

Perlu menjadi perhatian bahwa proses penambangan timah pada umumnya membutuhkan lahan yang luas, Ketersediaan sumber daya air yang besar juga harus menjadi pertimbangan. Pemanfaatan sumber daya yang tak terbarukan, limbah yang dihasilkan, serta dampak dari pengerukan yaitu adanya lahan terdegradasi sehingga menjadi tidak produktif perlu benar-benar dipikirkan sebelum kemudian memutuskan melakukan operasi penambangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun